Tim MBKM Desa Gerdu

Tim Telisik Gerdu Hibah MBKM UNS Gagas Edukasi Budidaya Bugenvil sebagai Potensi Ekonomi dan Estetika Desa Gerdu Karangpandan

Sosialisasi budidaya bunga bugenvil bertajuk “Menyingkap Keindahan Bugenvil: Budidaya Stek yang Efektif” digelar pada Minggu, 13 April 2025, di halaman Resto Sawah Kampung Wisata Barokah (KWB), Dusun Pakel, Desa Gerdu, Karangpandan, Kabupaten Karanganyar. Kegiatan ini merupakan salah satu aktualisasi program dari Tim Telisik Gerdu dalam rangka pelaksanaan Hibah  Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) UNS.

Kegiatan edukatif ini merupakan bentuk sinergi antara Tim Telisik Gerdu dan Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Karanganyar. Dalam menyukseskan program kerja, Tim Telisik Gerdu melibatkan warga dan karang taruna RT 02/RW 02, Desa Pakel untuk ikut serta dalam kegiatan. Tujuan utama kegiatan ini adalah menyampaikan informasi tentang metode penanaman stek bunga bugenvil yang efektif kepada warga sehingga dapat memperbaiki penataan lingkungan desa. Selain itu, budidaya bugenvil juga diharapkan menjadi potensi ekonomi baru karena bunga ini merupakan salah satu ikon penting dalam rencana penataan lingkungan Desa Pakel untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke KWB.

Senen, selaku penggiat budidaya bunga bugenvil Desa Pakel menyampaikan, “Di sini sebenarnya sudah pernah dilakukan penanaman bunga bugenvil. Tapi nggih gagal karena tidak tahu teknik yang benar,” jelasnya di sela sosialisasi.

Salah satu tantangan yang perlu dihadapi saat penanaman bunga bugenvil yaitu faktor cuaca. Bugenvil rentan apabila terkena air yang terlalu banyak, apalagi di musim penghujan. Untuk itu waktu yang pas dilakukan ketika musim kemarau, karena bunga bugenvil lebih cocok berada di suhu panas. 

“Bugenvil cocok di cuaca panas, kalau disirami terus nggih mati. Cukup disiram sesekali sudah cukup,” jelas Sahid, selaku narasumber dari Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Karanganyar.

Sahid memaparkan bahwa bahwa stek bunga bugenvil paling baik dilakukan dengan menggunakan tangkai bunga yang sudah tua karena prosesnya akan berlangsung lebih cepat. Kulit tangkai cukup dikupas tipis menggunakan cutter kecil agar lebih mudah. Setelah itu, batang yang telah diseset tipis disisipkan ke tangkai bunga yang sebelumnya sudah dibelah sedikit. Jika sudah, bagian tersebut segera diikat menggunakan plastik secara memutar, tetapi tidak perlu terlalu kencang.

“Perlu diingat Pak Bu, kalau mengikat jangan sampai gerak tangkainya, risiko gagal. Kalau sudah diikat usahakan ditaruh di tempat yang aman dari air,” ujar Sahid.

Sahid juga menuturkan dalam praktik menyetek perlunya menggunakan tangkai batang bunga bugenvil yang sudah tua. Tujuannya supaya dalam proses menyetek dapat berkembang dengan cepat dibanding menggunakan batang yang masih muda. Selain itu, dalam stek penting dengan memperhatikan teknik yaitu menyayat sedikit kulit luar tangkai batang bunga bugenvil supaya batang yang akan disambungkan bisa dengan mudah disisipkan. Kemudian ditali memutar antartangkai usahakan tidak terlalu kencang dan tempatkan pada tempat yang aman dari jangkauan air hujan.

Rangkaian kegiatan sosialisasi budidaya bugenvil dilanjutkan praktik tersebut, cukup menarik antusias warga dalam mempraktikkannya. 

Teguh, Ketua KWB menuturkan bahwa kegiatan ini bermanfaat dan sejalan dengan program desa kembali digaungkan melalui Tim Telisik Gerdu, Hibah MBKM UNS. “Rasanya saya bersyukur karena bunga bugenvil ini awalnya ingin dijadikan spot ikonik desa, tetapi belum berjalan secara maksimal. Dengan adanya kegiatan ini membantu kami warga di sini, mengenai bagaimana cara budidaya dan perawatan bunga bugenvil yang benar.” jelas Teguh.

Penulis: Tim MBKM Desa Gerdu