Preambul
Gugup berumah harap
Menghirup kehampaan lalui
jendela keasingan
jelma kecipak ikan-ikan kecil
nubuat bercik di pinggiran gelas kaca
di cawan setengah kasat mata itu
puisi sebatang bunga pongah
oleh derap nisbi prasangka
yang ia kira sawah
rumah bagi padi-padi yang mekar
di kehidupan
berbenah atau sekadar singgah
tak terlalu penting lagi
sebab lila telanjur lelap
di ringkuk kesadaranmu
(Sala, 2018)
Asal
:pjlclkdpnpkmr
Orang kiri-kanan rumah tak paham
Berapa gajinya
Asal merantau saja
Agak aman rasanya dari cibir
Atas dasar pertimbangan itu
Kampung-kampung membedah diri
Mengantar laki-laki dewasa jelang senja sebelum redup
Ke permukaan jalan raya yang menjadi satu-satunya jalan raya
Di kampong-kampung nuju kota
Dua hari berikutnya
Sampailah si bapak yang anaknya
Sudah beranak ini di celah merah
yang membara seperti neraka
menyala-nyala
dengan khidmat ia menjajakan cinta yang bulat
seperti tekad sebab perlu segera mengirim uang bulanan
ke rekening anaknya yang sedang lelap
oleh kenyang usai makan di restoran impor
lelah usai menari-nari di pesta malam sebuah klub kota
(Sala, 2018)
[]
Rizka Nur Laily Muallifa. Senang pergi ke pantai, pameran seni, dan toko buku.