Tim MBKM Desa Gerdu

Tim Telisik Gerdu Hibah MBKM UNS Bawa Angin Segar Rebranding Kampung Wisata Barokah lewat Workshop Konten Kreatif dan Wicara Publik

Suasana hangat memenuhi Balai Desa Gerdu, Karangpandan, Karanganyar pada Minggu (23/2). Sejumlah pemuda dan pemudi dari karang taruna RT 2/RW 2 Pakel Gerdu Karangpandan berkumpul mengikuti workshop bertema “Menelisik Kunci Rebranding Kampung Wisata Barokah (KWB): Konten Kreatif dan Wicara Publik sebagai Daya Penggerak”. Kegiatan ini menjadi bagian dari program kerja Tim Telisik Gerdu dalam rangkaian Hibah Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Universitas Sebelas Maret (UNS).

Workshop ini mengajak peserta untuk menilik ulang potensi kampung wisata dengan kacamata baru: konten kreatif dan wicara publik. Dua hal yang kini tak bisa dilepaskan dari upaya membangun rebranding, terutama di tengah derasnya arus informasi dan visual di era digital.

Muhammad Ilham Surya Permana—kreator konten turut hadir sebagai pemateri, memulai sesi dengan menekankan pentingnya peran generasi muda dalam membentuk narasi kampung mereka sendiri. “Rebranding itu bukan soal ganti nama atau logo saja. Ini tentang bagaimana kita menyampaikan ulang cerita desa dengan cara yang segar dan bisa diterima zaman sekarang,” ujarnya.

Kampung Wisata Barokah, seperti banyak kampung wisata lainnya, sempat mengalami penurunan jumlah wisatawan sejak pandemi. “Sejak Covid-19, arus wisata di sini turun drastis, belum pulih sampai sekarang,” tutur Septi salah satu anggota Karang Taruna KWB. Di sinilah rebranding menemukan urgensinya sebagai upaya untuk menyemangati kembali gerak pariwisata lokal.

Dalam sesi pertama, peserta diajak menyusun strategi pembuatan konten yang menarik dan relevan. Ilham menekankan bahwa kekuatan kampung tidak hanya terletak pada lanskap atau tradisinya, tapi juga pada cerita-cerita kecil yang menyentuh. “Konten-konten seperti itu yang bisa menyentuh audiens. Tidak perlu dibuat-buat. Yang penting jujur dan punya nyawa,” tambahnya.

Tak hanya melalui aspek visual, peran warga KWB sebagai medium promosi juga penting karena mereka tidak hanya menjadi objek yang ditampilkan, tetapi juga berperan aktif menyuarakan identitas desanya. Melalui sesi public speaking, peserta diajak mengeksplorasi cara menyampaikan pesan dengan percaya diri. “Ilmu komunikasi memang tidak lahir atau terbangun dengan sendirinya, kita harus melatih skill komunikasi hingga ke tahap kita tidak lagi takut berbicara di depan banyak orang,” ujar Ilham. 

Lewat pembuatan konten reels, para pemuda diajak terlibat langsung menyusun narasi visual yang segar dan relevan. Mereka tak lagi hanya jadi penonton, tapi penggerak utama yang menentukan bagaimana kampung mereka hadir di ruang digital.

Lebih dari sekedar promosi rebranding desa ialah tentang mengubah cara warga memandang dan memperkenalkan desanya sendiri. “Kalau kita sendiri nggak bangga dan nggak tahu cara cerita tentang kampung kita, siapa lagi yang mau angkat?” ujar Reza, Wakil Ketua Karang Taruna, saat diwawancarai di akhir workshop. Ia menilai kegiatan ini memberi dorongan nyata bagi pemuda untuk lebih percaya diri dan tahu bagaimana menyuarakan potensi kampung mereka.

Sebagai tindak lanjut, peserta diminta membuat konten reels yang menampilkan sisi unik kampung mereka. Melalui pengaryaan ini, mereka diajak menyusun narasi visual yang segar dan relevan.

Workshop ditutup dengan sesi refleksi, di mana peserta saling berbagi ide tentang pesan apa yang ingin mereka sampaikan lewat konten yang akan mereka buat. Langkah awal ini menjadi bekal penting menuju desa wisata yang bukan hanya menarik secara visual, tetapi juga kuat secara pesan sekaligus memberikan dampak nyata guna mendorong promosi yang berkelanjutan.

Penulis: Tim MBKM Desa Gerdu