Refinda Marzuq/LPM Kentingan
Kala itu Kamis (29/05) saya dan beberapa teman mencoba melawan matahari untuk sekedar menikmati kawasan Malioboro. Terik panas matahari tidak menyurutkan semangat kami untuk sekadar menikmati riuhnya sepanjang jalan Malioboro. Di sepanjang trotoar saya mengamati para bapak dengan segala kegiatan mereka, ada yang sedang menunggu dagangannya, bercengkrama dengan teman sesama pengendara andong, ada pula yang asyik beradu kemampuan catur.
Para bapak itu terlihat sangat menikmati setiap kegiatan yang mereka lakukan. Di antara segala kegiatan, yang paling menarik perhatian saya bukanlah obrolan asyik para bapak pengendara andong atau berbagai dagangan yang menunggu untuk dipinang, melainkan bidak catur yang terus bergerak demi kebanggan. Semakin banyak buah catur yang tumbang, semakin saya tertarik untuk memperhatikan strategi yang sedang dijalankan. Saya bukanlah orang yang sering memegang buah catur, namun memperhatikan tangan para bapak yang gemulai menggerakkan buah caturnya membuat saya ingin mempelajarinya.
Seorang bapak yang menunggu dagangannya sembari menghitung uang (29/5) – Refinda Marzuq/LPM Kentingan
Seorang bapak pedang gulali dengan kreatifitasnya membuat berbagai bentuk(29/5) – Refinda Marzuq/LPM Kentingan
Para pengendara andong yang asyik berbincang (29/5) – Refinda Marzuq/LPM Kentingan
Para bapak yang asik bercengkrama sembari bermain catur (29/5) – Refinda Marzuq/LPM Kentingan
Para bapak dengan tangan yang gemulai dan seperangkat alat catur (29/5) – Refinda Marzuq/LPM Kentingan
Penulis: Refinda Marzuq
Editor: Rizky Azzahra Amallia