Pemutaran Film G 30 S/PKI karya Arifin C. Noer di Student Center UNS, 30 Oktober 2017. (Pewarta Foto: Qorina Azza/LPM Kentingan)

Ramai-ramai Menonton “Hantu Lama”

(Eka Indrayani)

Surakarta, saluransebelas.com – Meski sempat diguyur hujan, tak kurang dari 200 warga Surakarta dan sekitarnya masih ajeg memadati Lapangan Kota Barat, Surakarta pada Jumat malam, 29 Oktober 2017. Kedatangan mereka ke sana tak lain untuk turut menyaksikan pemutaran Film G 30 S/PKI garapan Arifin C. Noer yang digelar oleh KOREM (Komando Resor Militer) 074, Dewan Syari’ah Kota Surakarta (DSKS), dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) kota Surakarta.

 

Dari 200 orang itu, lebih dari 50 orang diantaranya sama-sama mengenakan pita merah-putih di kepalanya. Sisanya, tentu campuran dari TNI, Kepolisian, Hizbullah, mahasiswa dan  warga sekitaran Kota Barat, Surakarta. Tak hanya orang dewasa, pemutaran film berdarah itu pun turut pula disaksikan oleh anak-anak.

 

“Untuk mengenalkan nilai sejarah, biar tahu. Soal itu (kekerasan dalam film), yang penting diberi pengertian. Soalnya kalau tidak dikenalkan, nanti lama-lama hilang nilai , seorang ibu yang terlihat sejarahnya.,” ungkap Tri Warsini, seorang ibu yang saat itu terlihat menggandeng putranya yang berusia tujuh tahun.

 

Dalam pemutarannya, di beberapa adegan yang tayang dalam film tersebut, para penonton sesekali meneriakan takbir.

 

Gelaran yang sama dilakukan oleh Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI), Sukoharjo bekerja sama dengan masyarakat Sidomulyo, Sukoharjo pada esoknya, 30 Oktober 2017, di pelataran Masjid KH Ahmad Dahlan, Sidomulyo, Makamhaji, Sukoharjo. Salis Ahmad M, salah satu panitia pemutaran film tersebut mengaku puas dengan respon masyarakat atas gelaran ini. “Antusias warga terlihat besar, mungkin karena sekian lama film ini tidak diputar,” ujarnya.

 

Di malam yang sama, pemutaran Film G 30 S/PKI juga latah dilakukan oleh UNS di Student Center (SC) UNS oleh Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Soloraya dan Jamaah Nurul Huda Unit Kegiatan Mahasiswa Islam (JN UKMI) UNS. Gelaran yang sebelumnya direncanakan dilakukan di Masjid Nurul Huda UNS ini bahkan menyediakan 30 hadiah bagi 30 pendatang pertama, sembilan doorprize, dan 1965 tusuk sate ayam.

 

Meski tampak didominasi oleh mahasiswa muslim, namun, pihak JN UKMI, Muhammad Aqil menolak untuk disebut demikian. Muhammad Aqil juga menambahkan tujuan ari pemutaran film ini adalah mengingat kembali sejarah.

 

Hal yang serupa diungkapkan oleh Salis, ia menuturkan tiga poin utama dari pemutaran film ini: mengingatkan kembali kepada masyarakat luas bahwa pernah terjadi peristiwa itu, mengajak berbagai elemen masyarakat untuk peduli dan waspada kepada kebangkitan PKI, “Dan untuk anak-anak, film ini tidak berbahaya, malah berbahaya jika anak-anak tidak menontonnya.” ujarnya.

 

Persis seperti yang dikatakan Salis, di Sidomulyo bahkan anak-anak putri menempati bagian depan untuk melihat film ini.

 

Tujuan tersebut sebenarnya tidak lepas dari perintah Panglima TNI RI, Gatot Nurmantyo. Dalam pidatonya, Gatot memerintahkan masyarakat untuk menonton kembali film tersebut. Itulah mengapa, ramai-ramai bulan ini diadakan kembali pemutaran Film G 30 S/ PKI. Jadi tak heran jika angkatan TNI juga banyak ikut berpartisipasi sebagai penyelenggara pemutaran Film G 30 S/ PKI ini.[]