Sumber Gambar: tabloidnyata.com

Menuruti Ketentuan Manxin

Judul Film: SF8 Manxin

Penulis Naskah: Han Boon-Wi dan Roh Deok

Sutradara: Roh Deok

Jadwal Tayang: 21 Agustus 2020

Negara: Korea Selatan

 

“Takdir menuntun dan juga menertawakan kita.” Itulah kutipan dari Voltaire yang digunakan sebagai pembuka series SF8 bagian Manxin. Berbicara mengenai takdir, hampir semua orang penasaran akan apa yang menimpa mereka di masa akan datang. Sebagai jalan keluar dari rasa penasaran tersebut, sebagian orang memutuskan untuk membaca hingga mempercayai sebuah ramalan. Ramalan yang kita kenal selama ini, seperti zodiak, shio, ataupun primbon berdasar hal magis dengan tingkat akurasi berdasar pada “kebetulan”. Namun apa jadinya jika terdapat sebuah sistem yang dapat meramal kehidupan manusia dengan akurasi kebenaran mencapai 90%?

Tentunya hidup menjadi kurang mengasyikan. Karena sejatinya yang mengasyikan dari kehidupan ini adalah ketidaktahuan kita akan peristiwa/takdir yang akan menimpa kedepannya. Takdir bagaikan sebuah kejutan yang kehadirannya tidak terprediksi. Akan tetapi jika kita mengetahuinya terlebih dahulu, hal itu tidak lagi sebuah kejutan. Tidak lagi terkejut ketika kejadian yang terprediksi menimpa kita, bahkan kita bisa mempersiapkannya supaya hal tersebut tidak datang pada kita.

Dalam sebuah series berjudul SF8 Manxin yang ditayangkan oleh stasiun televisi MBC TV Korea Selatan, diceritakan bahwa orang di Seoul sangat mempercayai ramalan harian yang berasal dari aplikasi bernama Manxin. Masyarakat sangat menggandrungi aplikasi tersebut karena memang tingkat akurasi kebernaran dari ramalan mencapai 96,3% yang artinya dapat dikatakan sangat akurat.

Tingkat keakuratan Manxin yang mencapai 96,3% membuat orang secara tidak sadar menggantungkan hidup mereka terhadap ramalan tersebut. Pada titik ini, hidup manusia dikendalikan sepenuhnya oleh sebuah perangkat dan merasa tidak percaya diri dalam mengambil langkah untuk waktu yang akan datang.  Dalam tayangan yang berdurasi kurang dari 60 menit ini, digambarkan rakyat Seoul sangat mematuhi ramalan Manxin terutama akan kesialan, sehingga sebisa mungkin mereka menghindari hal pemicu akan kesialan tersebut. Maka kemudian, tidak mengherankan jika Manxin  berkembang menjadi sebuah agama yang didasari dari tingkat akurasi kebenaran ramalannya.

Walaupun tingkat akurasi ramalan Manxin mencapai 96,3%, nyatanya tidak semua orang mempercayainya. Hal itu seperti yang dialami oleh To Sun Hoo (diperankan Lee Yeon-Hee). To Sun Hoo bahkan sangat membenci Manxin yang dipercayanya telah menuntun adiknya pada jurang kematian. Kemudian semenjak kematian adiknya, Sun Hoo berusaha mencari sumber dari Manxin dan berniat memusnahkannya. Dalam perjalanannya menemukan Manxin, Sun Hoo bertemu Jung Ga-Ram (diperankan Lee Dong-Hwi) yang merupakan fanatik Manxin. Mereka kemudian memutuskan untuk mencari Manxin dengan tujuan dan antusiasme yang berbeda.

Di akhir cerita, Jung Ga-Ram dan Sun Hoo berhasil menemukan sumber Manxin. Akan tetapi, mereka dihadapkan pada sebuah kebenaran yang mereka tidak pernah prediksikan sebelumnya. Mereka mengetahui bahwa Manxin bukan merupakan aplikasi permal pada umumnya yang bersifat magis. Aplikasi ini memanfaatkan kecerdasan buatan atau Artifical Intelligence (AI) dengan memanfaatkan alogaritma dan data besar, hingga dapat menyajikan tingkat akurasi ramalan mencapai 96,3%. Dalam sistem Manxin, ramalan berasal dari simpulan berbagai macam data yang dikumpulkan dari para pengguna yang pada akhirnya mencapai perkiraan kesimpulan yang pasti. Perkiraan kesimpulan ini yang kemudian keluar sebagai sebuah ramalan harian dalam aplikasi Manxin.

Secara keseluruhan SF8 Manxin ingin mengajak kita untuk sedikit mengetahui salah satu cara kerja AI mengenai kemampuannya dalam memperkirakan sebuah kesimpulan dari berbagai data. Selama menonton SF8 Manxin, penonton tidak akan dihadapkan pada sebuah konflik yang memancing emosi ataupun memacu adrenalin. Penonton hanya akan disajikan sedikit tingkah konyol Jung Ga-Ram sebagai panawar kebosanan yang tidak terlalu manjur. Dan pada akhirnya, dapat sisimpulkan bahwa penulis cerita, yaitu Han Boon-ae dan Roh Deok hanya ingin mengajak kita untuk mengetahui sub bagian dari AI, tanpa melibatkan konflik menantang lainnya yang mungkin dapat lebih membangun cerita.

Namun, bagi penonton yang menggandrungi film bergenre Sci-Fi, mereka patut untuk mempertimbangkan SF8 masuk dalam list. Karena SF8 merupakan sebuah series bergenre Sci-Fi yang setiap episodenya menayangkan cerita berbeda. SF8 sendiri mulai ditayangkan pada 14 Agustus 2020 hingga sekarang. Rencananya akan ada 8 episode yang ditayangkan dalam antologi SF8, terdiri dari The Prayer, Manxin, Joan’s Galaxy, Blink, Baby It’s Over Outside, White Crow, Love Virtually, dan Empty Body. []

[su_box title=”Lulu Febriana D.”]Surel: lulufebridamayanti@gmail.com [/su_box]