Foto: Azfa Zaidan Naqi/LPM Kentingan

Melalui Pameran Seni, InDetra Ajak Kaum Muda untuk Peduli Lingkungan

Mahasiswa D-3 Desain Komunikasi Visual (DKV) UNS menyelenggarakan pameran bertajuk “Netra” yang diselenggarakan sejak Senin (21/03) dan berakhir Jumat (25/03). Event dari InDetra, julukan lain mereka, yang mana merupakan agenda tahunan yang sudah berlangsung sejak 2009 ini adalah tugas ospek prodi setiap angkatan. Tema lingkungan diusung dengan tujuan mengembalikan kesadaran generasi muda akan lingkungan sekitar dan menumbuhkan jiwa kreatif, inspiratif, dan inovatif.

 

Goals acara ini supaya anak-anak muda di Surakarta mengenal lebih dekat dan perhatian pada lingkungannya, juga bisa menambah wawasan bahwa kita boleh berseni pada tempatnya,” ujar Herland Atalariz selaku Ketua Event Netra.

 

Selain isu lingkungan, Herland menyebutkan bahwa pameran ini juga berangkat dari isu pelarangan mural. Mural merupakan karya seni yang menggunakan dinding sebagai medianya. Mural berbeda dengan grafiti, tetapi belakangan ini keduanya sangat bias dan berakhir disebut sebagai vandalisme. Herland ingin mengangkat seni mural yang tidak mengotori lingkungan tata perkotaan. Berpijak dari hal tersebut, Herland mengundang Farid Stevy sebagai pembicara talkshow di Event Netra yang mengangkat tentang lingkungan dan mural.

 

“Sebenarnya pemural memiliki kode etik tertentu, seperti lokasi yang boleh dan tidak boleh digunakan sebagai media mural. Namun, kode etik tersebut akhir-akhir ini agak dilupakan,” kata Farid Stevy yang merupakan seniman, musisi, designer, dan pengamat sosialis ternama Indonesia.

 

Proses Persiapan Pameran

Pameran seni yang tidak lain diselenggarakan oleh angkatan 2021 ini membutuhkan persiapan setidaknya empat bulan untuk pengeksekusiannya. Pada pameran terdapat 52 karya yang dikerjakan oleh setiap mahasiswa D-3 DKV UNS angkatan 2021. Selain itu, ada 6 mural utama yang diklaim hanya dikerjakan dalam tenggat waktu satu setengah hari. Tak kalah mengesankan, karya-karya lain yang dipamerkan juga dikerjakan oleh teman-teman DKV yang merangkap menjadi panitia.

 

Setiap pameran umumnya diurus atau diawasi oleh kurator, tetapi pameran Netra oleh InDetra tidak demikian. Jika kurator bertugas memilih dan mengemas karya seni yang akan dipamerkan, InDetra memilih semua karya untuk ditampilkan. “Karena itu karya, harus kita apresiasi,” kata Herland. Meskipun mengangkat isu yang berfokus pada lingkungan, tidak serta merta dalam proses pengerjaan mereka seutuhnya “ramah lingkungan.”

 

“Dari kami sebenarnya masih ada (yang belum meminimalisasi sampah), misal habis merokok dibuang sembarangan, habis berkarya plastiknya dibiarin aja,” aku Herland. Namun mereka tetap berusaha untuk saling mengingatkan agar bersikap ramah lingkungan.

 

Bicara Lingkungan Lewat Mural

Deretan karya yang disuguhkan memiliki filosofi yang berbeda makna. “Isu lingkungan dan tata kelola perkotaan kini menjadi masalah serius. Apabila tidak ditindaklanjuti dengan serius dampaknya juga akan buruk bagi masyarakat, sebut saja banjir dan kemacetan. Keduanya telah menjadi masalah utama di kota-kota besar” sebuah tulisan yang menyambut pengunjung sebelum memasuki pameran. Tidak hanya berfokus pada permasalahan perkotaan, para pelukis juga menuangkan keresahannya pada kerusakan ekosistem laut, deforestasi, hingga permasalahan bungkus ramah lingkungan yang mengkritik merk-merk tertentu.

 

Sebuah karya milik Nathan Ali mungkin akan sedikit menggelitik pengunjung yang melihatnya. Judulnya Dead by Deed tidak seperti lukisan lain yang menggambarkan kerusakan lingkungan dengan kasat mata, karya ini akan dapat dicerna ketika pengunjung membaca filosofinya. Bergambar tengkorak manusia yang mulai pudar, Dead by Deed mencoba berkisah mengenai perbuatan atau kebiasaan buruk. Poster ini menceritakan tentang seorang “pembunuh alam” yang membabat semua tumbuhan sampai tak tersisa. Sampai suatu ketika ia sendiri terbunuh secara perlahan karena ketiadaan tumbuhan yang ia butuhkan. Pada intinya, Nathan Ali mengajak kita semua untuk melindungi dan melestarikan tumbuhan di sekitar kita. Event InDetra ini berhasil menyatukan para pecinta seni dan lingkungan melalui sebuah pameran karya.

 

Penulis: Rizky Fadilah dan Tamara Diva Kamila

Editor: Sabila Soraya Dewi