Foto: Khaira Fadia Thoriq/ LPM Kentingan

Empat Isu Debat Dialogis I Pemira UNS 2021 Menjadi Pilar dalam Pemilihan Capres-Cawapres BEM UNS 2022

Debat perdana Calon Presiden dan Wakil Presiden BEM UNS telah terselenggara pada Kamis, 6 Januari 2022 pukul 08.00 WIB. Debat perdana ini dihadiri oleh dua pasangan calon (paslon) nomor urut 1, yakni Shoffan Mujahid dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis angkatan 2019 dan Hilmi A. Shidqi dari Fakultas Hukum angkatan 2020. Serta paslon nomor urut 2, Pratekwo Kurnia Aji dari Fakultas Pertanian angkatan 2018 dan Lantip Asyam Ammar dari Fakultas MIPA angkatan 2019.

Acara diawali dengan pembukaan dan sambutan dari Ketua KPU UNS, Maulana Fari Asrafi. Ia berharap agar seluruh warga UNS dapat menyatukan suara untuk menyukseskan pemilu raya tahun ini. Debat perdana dimoderatori oleh Bhram Kusuma, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada. Kegiatan ini diikuti setidaknya 252 partisipan melalui platform Zoom. Paslon 1 mengusung jargon “Sinergi muda; siap bersinergi bersamamu” dan paslon 2 “Berbagi makna; rangkai cerita, bagikan makna, wujudkan bersama”.

Sesi pertama dibuka dengan pemaparan profil, visi, misi, dan program dari masing-masing calon. Paslon 1 menekankan beberapa problematika yang akan diangkat  di antaranya sinergi dan kolaborasi, produk hukum dan penegakan hukum di Indonesia, turunnya kadar intelektualitas dan daya saing mahasiswa, keterbatasan ruang pengembangan dan kebebasan berpendapat. Permasalahan tersebut dituangkan ke dalam visi “Membentuk KBM UNS yang bersinergi dan Indonesia yang berdaya”. Visi ini dijabarkan melalui beberapa misi, seperti mewujudkan sistem kerja organisasi yang efektif, harmonis, dan profesional. Kemudian, mewujudkan pelayanan advokasi mahasiswa yang responsif dan kompatibel, serta sinergi ruang peningkatan potensi dan karya mahasiswa.

Pasangan calon nomor urut 2 memaparkan beberapa poin masalah, di antaranya manajerial dan kaderisasi internal BEM UNS, advokasi kesejahteraan mahasiswa, hingga pengembangan potensi sumber daya mahasiswa. Hal ini diselaraskan dengan visi “BEM UNS sebagai ruang berbagi makna dengan semangat humanisme dan responsivitas demi terwujudnya UNS dan Indonesia yang progresif ”. Visi ini dikuatkan oleh beberapa misi yang mengikutinya seperti penguatan internal, BEM UNS sebagai katalisator lembaga advokasi, dan menjadi poros pergerakan yang inklusif.

Sesi kedua dilanjutkan dengan tanya-jawab antar pasangan calon. Para paslon dipersilakan untuk mengkritisi visi, misi, serta program paslon lawan. Sesi ketiga dibuka panelis pertama dalam debat permira UNS 2021, beliau ialah Ahmad Yunnus. Sesi ini merupakan sesi tanya jawab dengan panelis terkait beberapa isu. Berikut isu-isu yang dibahas:

  1. Isu kesetaraan penerapan kebijakan tiap fakultas yang terdapat di UNS. Mengingat kampus UNS tidak hanya berdiri pada satu wilayah;
  2. Dampak yang didapatkan KBM UNS setelah UNS menjadi PTNBH;
  3. Pandangan BEM UNS dalam menyuarakan aspirasi yang tepat sasaran; dan
  4. Transparansi isu ormawa yang terdapat di UNS.

Pada poin keempat, Yunnus bertanya mengenai isu ormawa terkait bagaimana segala kegiatan ormawa berjalan dengan baik agar kejadian seperti MENWA tidak terulang.

Cawapres nomor urut 2 menanggapi “Diperlukan adanya analisis yang nantinya dapat melihat urgensi-urgensi yang terdapat di ormawa tersebut dan setelah itu, perlu adanya pembinaan bagaimana pihak rektorat juga menyediakan pembina yang memahami ormawa yang bersangkutan,” ujar Ammar.

Sementara paslon nomor urut 1 menanggapi “Permasalahan ormawa sangat banyak. Terdapat dana ormawa yang terealisasi jauh dari kebutuhan sehingga menghambat aktualisasi dari minat bakat mahasiswa. Hal tersebut sangat disayangkan.”

Melalui sesi debat keempat, dibuka sesi diskusi terbuka antara audiens dengan para paslon. Ahmad Basoro diberi kesempatan oleh moderator untuk bertanya mengenai terobosan yang ditawarkan oleh kedua paslon supaya permasalahan isu eksternal yang diangkat tidak hanya sebatas kajian, tetapi memberi dampak positif secara langsung oleh masyarakat dan mahasiswa itu sendiri.

“Kita membawa program unggulan untuk menyelesaikan masalah ini dengan cara yang terdapat pada poin 1. Program unggulan kita ‘kawal bareng’, di sini kita membentuk sebuah tim khusus yang harapannya bisa mengkaji lebih dalam terkait isu yang ada. Upaya ini dilakukan supaya mahasiswa bisa kolaborasi dengan (Non-Government Organization) NGO dan harapannya nanti menghilangkan isu tersebut di masyarakat,” Jawab Pratekwo selaku Capres nomor urut 2.

Senada dengan paslon nomor urut 2, paslon nomor urut 1 memberikan jawaban bahwasanya ketika berbicara tentang pengawalan isu, maka itu tidak akan dapat dilaksanakan oleh BEM UNS saja. Kawalan isu harus dilaksanakan secara bersama-sama, bagaimana kita bisa membuka ruang-ruang komunikasi, bagaimana kita bisa membuka ruang-ruang kolaborasi.

Debat perdana ini diakhiri dengan penyampaian pidato penutup (closing statement) para Capres dan Cawapres. “Organisasi digambarkan sebuah pohon. Kita ingin menumbuhkan organisasi-organisasi kita itu adalah organisasi yang kuat akarnya. Karena akar itu merupakan  aspek fundamental dalam menjalankan sebuah organisasi. Kemudian di mana kita ingin menumbuhkan daun yang lebat dan hijau. Daun inilah yang menjadi aspek output kita berupa program-program kerja, program-program unggulan dan isu-isu yang akan kita kawal,” Tegas Hilmi.

“Pratekwo dan Ammar ingin menghadirkan sebuah warna baru, UNS yang lebih beragam. Dalam program yang kita bawa ada ranah pergerakan, ramah vokasi, ranah kemahasiswaan, ranah sosial masyarakat dan berbagai program kerja. Kita ingin menjadi tempat berbagi makna tentang keresahan, harapan, dan kebahagiaan seluruh civitas akademika UNS. Kami siap berkolaborasi menciptakan sebuah mahakarya bersama.” Ungkap Pratekwo.

Penulis: Guireva Gahara dan Lia Kurniawati

Editor: Rizky Fadilah