Kami sedang sedikit rehat
Pada secangkir kopi hitam pekat
Yang ditenggak, habis penat
Dalam cepatnya waktu terlewat
Kami jelata kecil yang terhimpit
Genggam elan walau sedikit
Buang asa hanya ke langit-langit
Agar esok kami tak lagi sempit
Kami sedang menimang nasib malang
Pada sebatang rokok ampang
Yang dihisap, lupa halang
Dalam sempitnya peran dan ruang
Kami kaum mangu tanpa luhung
Tertatih mandiri walau terkurung
Apatis pada siapa yang beruntung
Saat semua ber-aji mumpung
Kami sedang menepis gegar
Pada obrolan santai tanpa akar
Berbalas kabar, semua lepas terlontar
Dalam wajibnya sabar pada lapar
Kami tak teratur jauh dari literatur
Sudi, memohon ampun pada leluhur
Ibu Pertiwi-mu tak lagi makmur
Anak cucu beradu saling menggempur
Adalah angkringan surealis
Tempat lelah kami dikikis
Sudah tak perlu bermelankolis
Karena kredonya ber-apolitis
Pada ego kepentingan yang necis
Pada kehendak dari ideologis
Pada manusia korban fanatis
Negeri ini hampir habis
Terlalu kaotis,
Tragis.
Aziz Nur Fazma
Mahasiswa Komunikasi FISIP UNS 2015