Tim Teater Oase UNS
Tim Teater Oase UNS

Teater Oase UNS Hadirkan Pementasan Sejarah Kemerdekaan Indonesia sebagai Media Literasi Publik

Mahasiswa Program Studi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret (UNS), mendorong media edukasi alternatif untuk meningkatkan rendahnya tingkat literasi sejarah di Indonesia secara komunikatif dan kontekstual pada Jumat (05/12/2025) di Taman Budaya Jawa Tengah, Kota Surakarta. Melalui program Pembelajaran Berdampak (JARPAK) dalam skema Studi Independen, Teater Oase UNS menginisiasi pementasan teater. Pertunjukan teater itu adaptasi dari naskah yang bertajuk ‘Audatul Firdaus karya Ali Ahmad Bakatsir, sastrawan Mesir kelahiran Indonesia, sebagai media literasi sejarah kemerdekaan Indonesia.

Teater Oase merupakan kelompok teater berbahasa Arab di lingkungan Sastra Arab UNS yang berdiri sejak 2013 dan aktif memproduksi pementasan berskala besar. Naskah ‘Audatul Firdaus merupakan sebuah drama berlatar Jakarta pada saat menjelang kemerdekaan Indonesia tahun 1945. Hal ini merefleksikan semangat perjuangan bangsa Indonesia sekaligus solidaritas dunia Arab terhadap kemerdekaan Indonesia, sehingga memiliki nilai historis, sastra, dan lintas budaya yang kuat.

Kegiatan ini berangkat dari gagasan literasi sejarah yang tidak semata-mata dipahami sebagai aktivitas membaca teks, melainkan sebagai proses pemaknaan sejarah melalui berbagai medium kultural. Teater dipilih karena secara historis terbukti efektif sebagai sarana edukasi nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan, sebagaimana juga ditegaskan oleh gagasan Ki Hadjar Dewantara dalam konsep Tri-N, yaitu Niteni (memahami), Nirokke (menirukan), dan Nambahi (mengembangkan).

Rangkaian kegiatan dilaksanakan selama enam bulan melalui beberapa tahapan utama, meliputi analisis dan penerjemahan naskah, kontekstualisasi budaya dan tema, produksi serta latihan pementasan, pelaksanaan pertunjukan, hingga evaluasi dan refleksi akademik. Pada prosesnya, mahasiswa tidak hanya berlatih akting, tetapi juga menerapkan teori sastra, linguistik, kebudayaan Timur Tengah, dan penerjemahan secara langsung dalam praktik panggung. Penggunaan bahasa Arab dalam dialog pementasan turut memperkuat dimensi edukasi bahasa dan budaya. 

Pementasan ini diposisikan sebagai bentuk diseminasi pengetahuan sejarah kepada masyarakat luas, sekaligus sebagai wujud pengabdian berbasis seni dan budaya. Selain pertunjukan terbuka untuk publik, luaran kegiatan yang di antaranya naskah adaptasi atau terjemahan, dokumentasi dan publikasi media sosial, unggahan di repository UNS, serta artikel ilmiah yang direncanakan terbit di Jurnal Albuchuts.

Muchammad Ali Mukti selaku ketua pelaksana kegiatan menyampaikan bahwa proyek ini tidak hanya menjadi ruang aktualisasi kreativitas mahasiswa, tetapi menjadi upaya konkret menjembatani dunia akademik dengan masyarakat. 

“Melalui teater, sejarah kemerdekaan dapat disampaikan sebagai pengalaman estetika yang dapat dirasakan, dipahami, dan direnungkan bersama,” ujar kala diwawancarai.

Dengan begitu, pementasan Teater Oase dapat menjadi model pembelajaran berdampak yang berkelanjutan, serta memperkuat peran seni sebagai media edukasi publik yang inklusif dan efektif. Hal ini mengintegrasikan seni pertunjukan, kajian sastra, dan literasi sejarah.

 

Penulis : Tim Teater Oase UNS

Fotografer : Tim Teater Oase UNS

Editor : Muthiara ‘Arsy