Arsip LPM Kentingan UNS

Ulang Tahun Tak Seromantis Dulu

 

BULAN MARET pernah membawa suka cita bagi warga sekitar kampus UNS Kentingan.  Tak hanya segelintir dosen dan beberapa undangan terhormat, mahasiswa beserta warga pun turut serta. Majalah Kentingan edisi 01/ juli/1994 sempat mengabarkan, di suatu Maret tahun 1994 suasana kampus begitu cerah nan meriah. Katanya juga, “Ada janur kuning dan umbul-umbul pelbagai warna di jalanan kampus. Persis acara hajatan. Orang-orang sekitar bilang, UNS sedang mantu.

 

Tak usah ditanya lagi, mengapa Kampus UNS bisa mendadak meriah saat bulan Maret tiba. Dari namanya saja orang sudah mengira-ngira, kampus ini ada apa-apanya dengan tanggal sebelas Maret. Tanggal itu adalah tanggal yang dipilih Presiden kala itu, Soeharto, untuk secara resmi mengubah nama kedelapan universitas di Solo yakni Sekolah Tinggi Olahraga Negeri Surakarta, Perguruan Tinggi Pembangunan Negeri Veteran Surakarta, Akademi Administrasi Niaga Saraswati, Universitas Cokroaminoto, Universitas Nasional Saraswati, Universitas Islam Indonesia cabang Surakarta, Universitas 17 Agustus 1945 cabang Surakarta, dan Institut Jurnalistik Indonesia Surakarta. Untuk kemudian disatukan dan dinamai dengan nama “Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret.”

 

Di acara yang disebut-sebut bak hajatan ini, orang-orang boleh datang, boleh bersenang-senang. Bebas ikut “lomba karaoke, lomba melukis anak-anak, panjat pinang, baca puisi dan tarik tambang. Suguhan gratis bagi masyarakat” (Kentingan edisi 01/Juli/1994).

 

Bulan Maret pun terasa jadi bulan Agustus. Warga sekitar barangkali menganggap UNS jadi alun-alun sementara. Bahkan mungkin jadi wahana pasar malam sebulan penuh. Karena selain lomba-lomba yang tadi disebutkan, UNS turut mempersembahkan pentas dangdut, musik rock, layar tancep dan kesenian tradisional yang diadakan selama hampir sebulan. Perang dingin dan kebencian mahasiswa pada beberapa dosen pelit nan angker seketika lenyap. Karena dalam Happening Art Mahasiswa Seni Rupa,  salah satu acara yang diadakan kala itu — siapapun yang datang langsung disuguhkan penampilan beberapa dosen sebagai penampil. Wajar bila mahasiswa sumringah.

 

Perayaan seolah digelar atas nama rakyat. Kentingan pun mengiyakan bahwa kala itu perayaan ulang tahun UNS (masih) dinamai dan dimaknai “Pesta Rakyat”. Lantas, kamu pun bisa mengajak Ibu kos, Bapak tukang ojek, atau Mas-Mas tukang cilok untuk ikut serta merayai kebahagian UNS. Pokoknya, di Bulan Maret, orang-orang bisa berbahagia bersama UNS!

 

Tapi itu dulu, sewaktu UNS masih lugu. Masih belia! Waktu umur baru 18 tahun. Belum ada hasrat untuk jadi PTNBH (Perguruan Tinggi Berbadan Hukum), apalagi mendunia. Tak ada! Eh, belum ding.

 

Selepas menggeledah arsip, nyatanya dari semua edisi majalah Kentingan, satu-satunya yang mengisahkan soal perayaan ulang tahun kampus titisan Soeharto ini hanyalah Kentingan edisi perdana. Itupun dalam wujud berita baris saja. Selanjutnya, tentu lebih sibuk membahas suksesi 1998 di tangan mahasiswa yang garang itu. Mahasiswa  pun jadi tak tahu, bagaimana cara mengingat romansa pesta siang-malam ala UNS itu dari tahun ke tahun.

 

 

Pesta Ulang Tahun

Mari iseng-iseng membandingkan perayaan ulang tahun UNS 1994 dengan perayaan tahun ke tahun setelahnya. UNS yang semakin dewasa, semakin mau mendewasakan diri menjadi serba internasional. Mulai dari nama, tema, hingga rangkaian acara, rasanya tak elit kalau tak ada unsur keminggrisnya. “Hajatan”, sudah ganti nama jadi “Exhibition and Perfomances”. Pagelaran acara pun tak luput dari istilah “Ceremony”, ”Talkshow”, dan “Fashion Show”.

 

Tradisi lesehan juga dianggap sudah tak aktuiler. Jadilah kursi-kursi dipasang agar bisa diberi embel-embel “limited seat”. Kamu pun sudah tak bisa lagi mengajak Ibu Kos, Bapak tukang ojek atau Mas-Mas tukang cilok. Perayaan yang tahun lalu digelar di mall super besar di kota ini membuat mereka enggan sowan. Terlebih di mall tak ada lomba panjat pinang dan tarik tambang. Orang-orang lalu sadar, sudah tak ada lagi bulan Maret yang menyenangkan.[]

 

 

Baca juga saluransebelas.com edisi “Geledah Arsip” lainnya!

 

Tulisan 1   : Tak Ada Malaikat Bernama “Pers”

Tulisan 2   : Pagar Itu Antagonis!

Tulisan 3   : Internet Masuk Kampus

Tulisan 4   : Ulang Tahun Tak Seromantis Dulu

 

 


[author title=”Fera Safitri” image=”https://i0.wp.com/saluransebelas.com/wp-content/uploads/2016/04/Vera-Safitri1-e1463310719132.jpg?w=618″]Gadis yang sebentar lagi berulang tahun. Surel  : verasafitri602@gmail.com[/author]