Tiga Repertoar dalam Pentas Teater Sopo

Teater Sopo Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar pentas Bikin-Bikin XXI bertajuk “Karya Tanpa Sekat” di Student Center pada Rabu (14/5). Penonton disuguhkan penampilan teater dari cerita berjudul “Plonteng”, sajian musik dan lagu dari Orsek Sikso Group, serta diakhiri cerita berjudul “Pemberontakan Sang Kaisar”.

Sejak pukul 19.00 WIB penonton sudah menunggu di area Student Center. Kira-kira pada pukul 20.00 WIB penonton baru diizinkan masuk untuk mengantri dan menunjukkan tiketnya.
Sejak pukul 19.00 WIB penonton sudah menunggu di area Student Center. Kira-kira pada pukul 20.00 WIB penonton baru diizinkan masuk untuk mengantri dan menunjukkan tiketnya.
Cerita pertama berjudul “Plonteng” karya Reny Kistiyanti dan sutradara Alief Pandu Wirawan. Mengisahkan seorang komikus bernama Cungkring, mempunyai anjing kesayangan bernama Plonteng yang menjadi sahabat setianya.
Cerita pertama berjudul “Plonteng” karya Reny Kistiyanti dan sutradara Alief Pandu Wirawan. Mengisahkan seorang komikus bernama Cungkring, mempunyai anjing kesayangan bernama Plonteng yang menjadi sahabat setianya.
Cungkring telah resmi menjadi sepasang kekasih dengan Nadia. Namun, masalah datang ketika kecintaan Cungkring terhadap Plonteng membuahkan kecemburuan pada Nadia. Tidak hanya itu tawaran menjadi komikus besar datang menghampiri dengan gaji berlimpah, Cungkring pun menerimanya. Hingga ia sadar tak banyak waktu di rumah untuk mengurus Plonteng dan menemui Nadia. Kemudian cungkring memilih berhenti dari kontrak kerjanya dan kembali menemui Plonteng juga Nadia.
Cungkring telah resmi menjadi sepasang kekasih dengan Nadia. Namun, masalah datang ketika kecintaan Cungkring terhadap Plonteng membuahkan kecemburuan pada Nadia. Tidak hanya itu tawaran menjadi komikus besar datang menghampiri dengan gaji berlimpah, Cungkring pun menerimanya. Hingga ia sadar tak banyak waktu di rumah untuk mengurus Plonteng dan menemui Nadia. Kemudian cungkring memilih berhenti dari kontrak kerjanya dan kembali menemui Plonteng juga Nadia.
Pada penampilan kedua penonton disuguhkan penampilan dari Orsek Sikso Group yang merupakan kelompok musik teater Sopo.
Pada penampilan kedua penonton disuguhkan penampilan dari Orsek Sikso Group yang merupakan kelompok musik teater Sopo.
Pada repertoar ke-3, diangkat sebuah cerita berjudul “Pemberontakan kaisar” karya Wijinarko dan sutradara Heri Santoso. Cerita ini berawal dari ajudan yang terus melatih seorang krucuk untuk mematuhi segala komando yang diminta.
Pada repertoar ke-3, diangkat sebuah cerita berjudul “Pemberontakan kaisar” karya Wijinarko dan sutradara Heri Santoso. Cerita ini berawal dari ajudan yang terus melatih seorang krucuk untuk mematuhi segala komando yang diminta.
Beberapa adegan para pemain dari “Pemberontakan Sang Kaisar” membuat penonton tertawa.
Beberapa adegan para pemain dari “Pemberontakan Sang Kaisar” membuat penonton tertawa.
Kisah berlanjut ketika kehidupan dan keadaan raja serba diatur oleh permaisuri. Sedangkan raja tidak bisa berbuat apa-apa. Situasi itulah yang dimanfaatkan menteri untuk mewujudkan keinginannya menguasai tahta kerajaan. Sang menteri menyusun strategi, ia akan menyingkirkan ajudan, permaisuri, dan raja. Kesabaran raja pun mencapai puncak, terjadilah pengusiran permaisuri, pemberontakan dari menteri serta antek-anteknya.
Kisah berlanjut ketika kehidupan dan keadaan raja serba diatur oleh permaisuri. Sedangkan raja tidak bisa berbuat apa-apa. Situasi itulah yang dimanfaatkan menteri untuk mewujudkan keinginannya menguasai tahta kerajaan. Sang menteri menyusun strategi, ia akan menyingkirkan ajudan, permaisuri, dan raja. Kesabaran raja pun mencapai puncak, terjadilah pengusiran permaisuri, pemberontakan dari menteri serta antek-anteknya.
Menteri kerajaan telah berhasil membunuh ajudan. Puncak klimaks dihadirkan ketika menteri menodongkan sebilah pedang kepada permaisuri dihadapan raja. Menteri menyerahkan permaisuri kemudian menembaknya dari belakang. Matilah sang permaisuri. Amarah raja meninggi hingga ia berhasil menyerang lalu menghabisi dua antek menteri. Tak terhenti sampai disitu, menteri dan raja saling serang, berusaha membunuh.
Menteri kerajaan telah berhasil membunuh ajudan. Puncak klimaks dihadirkan ketika menteri menodongkan sebilah pedang kepada permaisuri dihadapan raja. Menteri menyerahkan permaisuri kemudian menembaknya dari belakang. Matilah sang permaisuri. Amarah raja meninggi hingga ia berhasil menyerang lalu menghabisi dua antek menteri. Tak terhenti sampai disitu, menteri dan raja saling serang, berusaha membunuh.
Namun, keadaan yang cukup menjadi klimaks tersebut memicu kemarahan seorang krucuk melihat mentri dan raja yang selama ini tidak dapat menjalankan amanah dengan baik. Krucuk yang membunuh raja dan menteri mengakhiri kisah “Pemberontakan Sang Kaisar”.
Namun, keadaan yang cukup menjadi klimaks tersebut memicu kemarahan seorang krucuk melihat mentri dan raja yang selama ini tidak dapat menjalankan amanah dengan baik. Krucuk yang membunuh raja dan menteri mengakhiri kisah “Pemberontakan Sang Kaisar”.

Foto: Rofi’ah & Fika

Teks: Afifah K