UNS Innovation HUB, selaku unit pengembang startup dan pengelola inkubator bisnis, menyelenggarakan Startup Weekend yang dimulai kemarin pada hari Kamis (4/3) pukul 16.00 WIB. Acara ini merupakan hasil kerjasama dengan Ruang & Tempo dan menjadi salah satu bagian dari alur UNS Innovation Summit yang menjadi program pra inkubasi dengan tujuan untuk membentuk ekosistem wirausaha dan startup sivitas akademika UNS. Empat puluh peserta yang hadir di ruang Zoom Cloud Meeting hari itu merupakan choosen founders dengan ide bisnisnya masing-masing dan telah mengalami proses seleksi pada alur pendaftaran.
Hari pertama acara diisi dengan rangkaian kegiatan yang dipandu oleh Maria Isabella, selaku fasilitator Startup Weekend dari Ruang & Tempo. Peserta lalu diarahkan untuk menulis kembali ide bisnis masing-masing di salindia yang telah disediakan untuk kemudian masing-masing dari mereka akan melakukan elevator pitch atau pitch fire yang merupakan proses pitching ide mereka dalam waktu selama 60 detik.
“Skill pitch fire atau elevator pitch ini adalah skill dasar yang idealnya perlu dimiliki oleh calon founder atau co-founder startup digital,” ungkap Maria.
Memasuki pukul 17.00 WIB, layar utama Zoom kemudian menampilkan deretan salindia berjumlah 24 halaman berisikan ide bisnis peserta. Maria lalu menunjuk satu persatu nomor salindia secara acak. Peserta dengan salindia yang telah ditunjuk kemudian diminta untuk menampilkan pitching terbaik mereka dalam waktu yang singkat. Tak ayal, beberapa peserta bahkan kehabisan waktu ketika mempresentasikan ide bisnis mereka, tetapi banyak juga yang dapat menyelesaikan pitching tepat pada waktunya. Sesi ini ditutup voting yang menghasilkan delapan nama startup dengan ide bisnis terfavorit yakni Sawer, For Ekspor, Saung Atsiri, Oh Yore Tech, Vendort, Booklover, dan BSD Group.
Delapan startup terpilih lalu diminta untuk menampilkan pitching kedua mereka dalam rangka menggaet peserta lain agar tertarik bernaung di nama yang sama dan memiliki tim dengan komposisi yang ideal. Hal ini dikarenakan tiap peserta telah mendapatkan salah satu status di antara tiga peran untuk membentuk sebuah tim terbaik pada sebuah startup digital. Tiga peran itu antara lain adalah hacker yang memiliki keahlian di bidang teknologi, hipster yang mahir di bidang desain, dan hustler sebagai pengembang ide dan strategi.
Proses pembentukan tim itu kemudian dilaksanakan melalui breakout room dan peserta di luar startup terpilih dipersilahkan untuk bergabung sesuai ketertarikan mereka.
Pembekalan Peserta
Beralih ke acara selanjutnya yaitu workshop pertama sebagai salah satu bentuk pembekalan untuk seluruh peserta. Topik Business Model Canvas langsung dibawakan oleh Fitri Hardiyanti selaku Co-Founder dari Amiga, CEO aFin, dan CEO Venturi Inovasi Digital.
Business model canvas sendiri adalah sebuah alat yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan ide bisnis sekaligus mengetahui kesesuaian antara market dan produk yang akan dibuat. Ada banyak template business model canvas berseliweran di google yang bisa digunakan. Umumnya terdapat 9 poin yang harus diisi mulai dari customer segment, value proposition, channels, customer relationship, revenue streams, key activities, key resources, key partners, dan cost structure.
Fitri menjelaskan lebih lanjut bahwa “Customer segment merupakan hal yang paling penting dan paling awal yang harus diperhatikan,” Customer segment bertujuan untuk menentukan sasaran pasar/pelanggan yang ingin dituju oleh suatu bisnis. “Jangan sampai salah dalam menentukan hal ini, sekalinya kita salah menentukan customer segment maka akan berpengaruh untuk keberlanjutan bisnis yang kita bangun.” lanjutnya. Ada dua pertanyaan yang akan membantu untuk menentukan customer segment bagi founder pemula, For who are we creating value? dan Who are the most important customers?. Selanjutnya, para founder dapat menggunakan user persona canvas untuk memvisualisasikan customernya mulai dari umur, hobi, pekerjaan, penghasilan, pendidikan, hingga kebiasaan customer.
Setelah mengetahui sasaran pelanggan, value proposition merupakan poin kedua yang harus diisikan dalam business model canvas. Dengan mendeskripsikan produk yang bisa kita tawarkan untuk mengatasi ‘problems’ pelanggan. Dimana ‘problems’ disini diartikan oleh Fitri sebagai luka yang harus disembuhkan dan manfaat yang akan diberikan oleh startup bisnis kepada pelanggan.
Channels adalah saluran yang akan digunakan untuk menyampaikan ide bisnis kepada pelanggan. Pertanyaan-pertanyaan seperti Through which channels do our customer segment want to be reached? How are we reaching them now? Which ones work best? dapat digunakan untuk membantu dalam menentukan channels dari bisnis yang akan dibangun.
Customer relationship adalah cara sebuah bisnis startup dalam menjalin hubungan dengan customer sehingga mereka melakukan pembelian berulang, baik dalam bentuk diskon, hampers, membership, undian, dan lain sebagainya. Revenue streams akan berisikan seperti produk, layanan, atau fitur apa saja yang sering dipakai oleh customer dan benar benar disenangi oleh customer. Biasanya akan dilakukan survey untuk mengetahui karakteristik customers sehingga tahu revenue streams yang paling sesuai.
Poin selanjutnya adalah key activities yaitu aktivitas yang menjadi kunci dari bisnis startup seperti algorithm development. Sedangkan key resources adalah aset terpenting yang dapat membangun dan mengembangkan suatu bisnis entah itu dari channels, customer relationships, revenue streams, atau key resources itu sendiri. Key partners adalah partner mana yang memberikan value besar dalam membantu mengakuisisi customer, dapat berupa perusahaan, startup lainnya, UMKM, kementerian, pemerintah daerah atau komunitas dll. “Di era kolaborasi ini kita harus pintar pintar dalam memanfaatkan networking untuk bisa membantu mengembangkan usaha kita” jelas Fitri.
Yang tak kalah penting dalam membangun sebuah bisnis yaitu cost structure. Ibaratnya ini adalah rancangan semua pembiayaan yang digunakan dalam membangun suatu bisnis startup. Terakhir, Fitri menampilkan tujuh pertanyaan yang harus dijawab oleh seorang founder sebelum membangun bisnis startupnya. Diantaranya adalah can you create breakthrough technology instead of incremental improvements? Is now the right time to start your particular business? Are you starting with a big share of a small market? Do you have the right team? Do you have a way to not just create but deliver your product? Will your market position be defensible 10 and 20 years into the future? Have you identified a unique opportunity that others don’t see?
Rangkaian Startup Weekend ini akan dilanjutkan di hari kedua dan hari ketiga sampai akhirnya akan terpilih juara 1, 2, dan 3 dari 8 tim startup yang terbentuk di hari pertama ini.
Penulis: Atif Kasful Haq dan Berliana Ardhia Prameta
Editor: Sabila Soraya Dewi