Karanganyar, 17 April 2025 – Suasana penuh semangat dan antusiasme tampak di Balkon SLB B Pawestri saat dilangsungkannya seminar bahasa isyarat untuk orang tua atau wali murid, yang diselenggarakan pada Kamis (17/4/2025). Kegiatan ini bertujuan untuk membekali para orang tua dengan kemampuan dasar dalam berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat, guna mempererat hubungan dan mendukung perkembangan komunikasi anak-anak berkebutuhan khusus.
Seminar dan Aksi: “Meningkatkan Kesadaran dan Aksesibilitas dalam Komunikasi yang Setara untuk Semua” ini diadakan oleh para mahasiswa Hibah MBKM dari program studi Pendidikan Luar Biasa Universitas Sebelas Maret, yang tengah menjalani magang di SLB B Pawestri. Dengan narasumber dari Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (PUSBISINDO) Jawa Tengah, yaitu dihadiri oleh Aprilian Bima Purnanta selaku ketua dan pemateri pertama dari PUSBISINDO Jawa Tengah dan rekannya Cahyo Setyono sebagai pemateri kedua, serta dua juru bahasa isyarat untuk menerjemahkan apa yang disampaikan oleh pemateri.
Materi yang disampaikan meliputi memperkenalkan PUSBISINDO Jawa Tengah, budaya tuli, dan kosakata dasar Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo), ekspresi wajah sebagai bagian dari komunikasi, serta latihan interaktif menggunakan kosakata sehari-hari. Setelah itu juga dilakukan sesi tanya jawab untuk peserta seminar.
Salah satu orang tua bertanya, “Di SLB B Pawestri dalam mengajar dan berkomunikasi dengan siswa menggunakan Metode Maternal Reflektif (MMR), saya menyetujui hal tersebut. Pertanyaan saya, apakah penggunaan bahasa isyarat ini bisa digabungkan atau hanya dapat memilih salah satu antara MMR atau bahasa isyarat?”.
Bima, selaku narasumber kemudian menjawab, “Bisa, Metode Maternal Reflektif (MMR) yang digunakan oleh sekolah sudah sangat bagus, karena memang di setiap sekolah mempunyai cara tersendiri dalam mengajar anak tunarungu. Namun, menurut saya lebih baik menggunakan komunikasi total yang mana dengan menggabungkan MMR dan bahasa isyarat. Hal ini bisa membantu anak-anak dalam mengembangkan keterampilan berbahasa dan berkomunikasi secara efektif dengan orang lain”.
“Kami ingin orang tua merasa percaya diri dan mampu memahami serta menyampaikan pesan kepada anak-anak mereka dengan cara yang lebih inklusif,” ujar Nur Aini, ketua kelompok mahasiswa Hibah MBKM di SLB B Pawestri Karanganyar.
Respon peserta seminar pun sangat positif. Banyak orangtua mengaku baru pertama kali mendapatkan pelatihan bahasa isyarat secara langsung dan merasa terbantu karena kegiatan ini disampaikan dengan metode yang sederhana dan menyenangkan.
Untuk memastikan keberlanjutan pembelajaran, para mahasiswa bersama seorang teman tuli yang juga tergabung dalam kelompok mereka, menggagas komunitas pembelajaran melalui platform WhatsApp. Setiap minggunya, mahasiswa mengunggah video materi kosa kata bahasa isyarat pada laman YouTube mereka dengan channel “Magang MBKM SLB B Pawestri 2025” lalu dibagikan ke grup komunitas tersebut.
Materi kosakata bahasa isyarat yang sudah diberikan antara lain alfabet jari, salam, kata tanya, keluarga, kegiatan sehari-hari, hari, bulan, peralatan belajar, tempat wisata, tempat ibadah, olahraga, dan buah-buahan. Uniknya, dalam setiap video pembelajaran yang dibagikan, teman tuli tersebut secara langsung memperagakan kosakata yang diajarkan, sehingga peserta bisa belajar dari sumber yang otentik dan terpercaya. Selain membagikan materi kosakata bahasa isyarat, mahasiswa juga membagikan seputar isu disabilitas dan informasi terkait perguruan tinggi.
“Setiap minggu, kami akan membagikan minimal lima kosakata baru yang bisa langsung dipraktikkan di rumah. Kehadiran teman tuli sebagai pengisi video juga menjadi bentuk pembelajaran yang inklusif dan bermakna,” jelas Halimatussa’diyah, Koordinator Komunitas.
Kegiatan ini mendapat apresiasi besar dari pihak sekolah. Kepala SLB B Pawestri, Fuji Harjanti, menyampaikan rasa terima kasihnya atas inisiatif mahasiswa dan teman tuli dalam menghadirkan ruang belajar yang berkesinambungan.
“Kami sangat mendukung kegiatan ini. Komunitas WhatsApp yang melibatkan teman tuli sebagai pengajar dalam video adalah langkah luar biasa yang menunjukkan kolaborasi nyata antara mahasiswa, teman tuli, dan orangtua,” tuturnya.
Dengan adanya seminar dan komunitas ini, SLB B Pawestri menegaskan komitmennya dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif, komunikatif, dan memberdayakan semua pihak yang terlibat.
Penulis: Kelompok Hibah MBKM 1331 di SLB B Pawestri
Editor: Rohmah Tri Nosita