Gelaran pemilu (pemilihan umum) serentak akan diselenggarakan di Indonesia, salah satunya di Jawa Tengah (Jateng) yang akan mencari sosok pemimpin untuk lima tahun ke depan. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Centre for Strategic and International Studies (CSIS), jumlah pemilih muda dari generasi Z dan milenial usia 17-39 tahun mendekati 60% dari total pemilih. Kota Surakarta memiliki jumlah pemilih muda mencapai 424.727 orang. Oleh karena itu, perlu sebuah analisis kebutuhan pemilih dalam menentukan pemimpin ideal, seperti dengan adanya riset pada Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek). Tim PKM-RSH (Riset Sosial Humaniora) Universitas Sebelas Maret hadir menghadapi situasi pemilu serentak dengan mempersiapkan pemilih bijak dan mencari tahu karakteristik pemimpin ideal dari sudut pandang anak muda.
Riset yang dilakukan oleh Adeyasa Resi Pangestu, Arbend Ficasso Van Hellend, Meilina Candra Dewi, Aminda Ayu Retnowati (D4 Demografi dan Pencatatan Sipil), dan Dina Lutfiasari (S1 Akuntansi) berjudul “Analisa Kebutuhan Pemilih Muda Kota Surakarta terhadap Leadership Style Calon Gubernur Jawa Tengah dalam Pemilu 2024 Mewujudkan Kelembagaan yang Tangguh”. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden terpilih sebanyak 398 orang, yaitu kalangan pelajar Kota Surakarta, baik pengurus OSIS/ekstrakurikuler maupun pelajar biasa dari SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMAN 4, SMKN 2, dan SMKN 6 di Surakarta. Selain itu, masyarakat umum atau mahasiswa berdomisili di Surakarta turut menjadi responden. Pengambilan data diselenggarakan pada 06–26 Agustus 2023.
Riset ini dilaksanakan untuk menjawab kebutuhan para pemilih muda dalam menentukan pemimpin melalui aspirasi mereka yang disajikan dengan metode analisis faktor pengaruh. “Mengetahui gambaran karakteristik atau leadership style seperti apa yang diharapkan anak muda, khususnya Solo, untuk pemimpin Jateng ke depannya menjadi alasan riset ini dilakukan,” ungkap Adeyasa selaku ketua riset terkait tujuan dilakukannya riset ini.
Hasil dari riset ini menunjukkan pemimpin yang trendi atau “masa kini” menjadi karakter yang berpengaruh dalam mewujudkan kelembagaan yang tangguh. “Pemimpin yang banyak followers, main medsos, menjadi kriteria yang perlu dimiliki calon gubernur nantinya. Karakter ini juga perlu inovasi dalam memanfaatkan IPTEK.” ucap Adeyasa menambahi (25/9).
Ibu Siti Farida, S.H., M.H. selaku pihak Ombudsman RI perwakilan Jawa Tengah menambahkan, sebagai kajian hasil riset, bahwa pemimpin juga perlu rasa kolaboratif dengan berbagai pihak dalam mewujudkan kelembagaannya, mempunyai karakter visioner, dan mempunyai program yang realistis. Selain itu, pemimpin perlu menegakkan keadilan sosial sesuai sila ke lima Pancasila. Pernyataan tersebut selaras dengan hasil riset yang menunjukkan bahwa selain trendi, para pemimpin juga perlu mempunyai inisiatif berinovasi dalam menciptakan terobosan pelayanan, seperti pelayanan publik, agar pengguna yang mayoritas anak muda nantinya merasa senang dan nyaman.
Kegiatan riset ini, selain menyebarkan angket kuesioner juga melakukan kegiatan edukasi dalam menghadapi pemilu serentak atau pesta demokrasi nantinya. Edukasi berupa ajakan untuk turut serta dalam pemilu, penanaman kesadaran bahwa dengan datang ke TPS (tempat pemungutan suara) memiliki arti penting yang mana “Lima menit di TPS, menentukan lima tahun pembangunan daerah atau nasib rakyat”. Merlin Swantamalo Magna, S.H., M.H., dosen pendamping PKM Riset ini, menekankan bahwa semua hasil riset merupakan sudut pandang dari anak muda di Surakarta sehingga dapat menjadi kode untuk para pemimpin agar lebih siap membangun Jawa Tengah di lima tahun ke depan.
Penulis: Tim PKM-RSH
Editor: Lutfiyatul Khasanah