(Vera Safitri)
Surakarta, saluransebelas.com – Rabu pagi tadi, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) meresmikan acara simposium internasional Asosiasi Mahkamah Konstitusi se-Asia atau The Association of Asian Constitutional Court and Equivalent Institution (AACC) di Auditorium UNS (9/8).
Simposium internasional kali ini bertajuk Mahkamah Konstitusi sebagai Pengawal Ideologi dan Demokrasi dalam Masyarakat Majemuk, dihadiri oleh 13 negara anggota AACC dan juga negara-negara sahabat dari Eropa dan Afrika, 200 pejabat dalam negeri yang terdiri dari para anggota dewan, para pejabat kementrian dan lembaga, praktisi hukum dan para akademisi dari beberapa perguruan tinggi di indonesia, serta sekira 500 mahasiswa UNS dan beberapa perguruan tinggi di Jawa Tengah.
Jokowi hadir didampingi Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko-Polhukam), Wiranto, Ketua Mahkamah Konstitusi, Arief Hidayat dan Kepala staf Kepresidenan, Tenten Masduki. Selain itu, turut hadir Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Rektor UNS, Ravik Karsidi.
Dalam Sambutannya, Jokowi mengharapkan agar konstitusi di Indonesia dapat menunjukkan kesaktiannya dan jadi pelindung hak-hak masyarakat Indonesia demi praktik demokrasi di negeri ini. “…konstitusi sebagai pelindung kemajemukan, pelindung keragaman, baik itu keragaman pendapat yang jadi ciri khas demokrasi ataupun keragaman budaya dan agama.”
Di sela-sela sambutannya, Jokowi pun sempat bernostalgia terkait pengalamannya memimpin Surakarta. “Pengalaman mengelola kota ini, mengajarkan kepada saya bahwa demokrasi dialogis dan prinsip-prinsip konstitusionalisme menjadi cara terbaik dalam mengelola keberagaman.” Ia terlihat yakin bahwa konstitusi memiliki kekuatannya sendiri dalam menyelesaikan banyak problem keberagaman.
Hal ini sudah lebih dulu diyakinkan oleh Ketua MK, Arif Hidayat, yang naik ke podium dan memberi sambutan sebelum Jokowi. Arif memastikan, bahwa MK akan menjamin perlindungan kemajemukan, dan hukum akan ditegakkan sesuai dengan kaidah yang ada di Indonesia.
Dengan adanya simposium internasional semacam ini, Jokowi juga berharap agar pertemuan para pejabat MK dan sejenis dari berbagai negara ini dapat dimanfaatkan untuk bertukar pikiran antar MK dan sejenisnya demi kebaikan negara masing-masing.[]