Foto: Yanuarrahma Ayu P/LPM Kentingan

KONFIRMASI PANGGILAN DEKANAT, PRESIDEN BEM FKIP UNS ANGKAT BICARA

Kamis (19/08), BEM FKIP mengadakan konferensi pers guna memberikan penjelasan kepada publik terkait pemanggilan Presiden BEM FKIP UNS, Alqis Bahnan, atas orasinya pada PKKMB FKIP 2021. Acara yang ber-tagline “mereka bisa menghapus video kami dan menyita banner kami, tapi mereka tidak bisa menghapus alasan kenapa kami bergerak” ini diadakan pada pukul 19.30 WIB via Zoom Meeting. Acara tersebut membawa Alwani Akhmad sebagai moderator dan dihadiri lebih dari 120 partisipan yang sebagian besar mahasiswa UNS.

Konferensi pers tersebut dilaksanakan sebagai bentuk klarifikasi orasi Alqis di PKKMB FKIP UNS 2021. Permasalahan yang diangkat Alqis dalam orasinya antara lain masalah penghilangan pilihan SPI Rp0 untuk mahasiswa baru jalur mandiri, pembayaran jaket almamater yang dibebankan di luar UKT, pembangunan Tower UNS, adanya SPBU di dalam Green Campus, dan keresahan-keresahan lainnya.

Alqis mengakui kesalahannya telah melakukan orasi yang menuai pro dan kontra pada waktu yang kurang tepat. Namun, Alqis mengaku tidak menyesali telah menyampaikan keresahan-keresahan yang dirasakan mahasiswa UNS. Alqis menjelaskan bahwa orasi yang dilakukannya tidak bermaksud menjelek-jelekkan pihak manapun. Presiden BEM FKIP UNS itu hanya ingin menyampaikan fakta yang harus diketahui oleh mahasiswa baru UNS.

Ia juga menegaskan bahwa orasi yang dilakukan murni dari Presiden BEM FKIP dan tidak melibatkan pihak manapun. Alqis berharap masalah ini tidak menyeret banyak pihak yang tidak terlibat. “Perlu saya tekankan kepada teman-teman, bahwasanya orasi tersebut tidak melibatkan panitia (PKKMB FKIP 2021), tim IT, dosen PIT, ataupun dekanat. Jadi, ini murni dari Presiden BEM FKIP UNS,” jelasnya dalam konferensi pers tersebut.

Membahas mengenai penghapusan video orasi di Saluran YouTube SemarTV dan penyitaan banner orasi, Alqis mengatakan bahwa itu tidak menyinggung pihak BEM FKIP UNS . “Dari kami, take down (video) atau enggak itu bukan masalah besar bagi kami. Tapi apa yang kita perjuangkan itu yang (akan) berhasil,” tuturnya.

Pemanggilan Alqis ke ruang Wakil Dekan I FKIP dilakukan pada hari kedua PKKMB FKIP sekitar pukul 18.00 WIB. Pada pemanggilan itu, pihak BEM diminta untuk klarifikasi dan menjelaskan terkait orasi yang disampaikan. Alqis menyampaikan bahwa intervensi dalam pemanggilan tersebut bersifat relatif. “Mungkin menurut teman-teman pemanggilan itu sebuah tekanan, tapi menurutku belum tentu,” tambah Alqis.

Presiden BEM FKIP UNS tersebut juga menjelaskan mengenai langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh BEM FKIP UNS untuk menanggapi kejadian ini. BEM FKIP UNS rencananya akan mengadakan evaluasi internal terkait kejadian tersebut. Mereka tidak lagi mempermasalahkan orasi dan pemanggilan dekanat, tetapi memastikan tujuan mereka di PKKMB FKIP 2021 tercapai. Sedangkan solusi yang menjembatani pihak BEM FKIP UNS dengan pihak kampus adalah perlu diadakan dialog mengenai permasalahan yang ada di UNS sehingga mahasiswa tidak perlu melakukan orasi yang dianggap ”menjelek-jelekkan” kampus.

Di akhir acara, Alqis Bahnan mengajak seluruh mahasiswa untuk tidak takut dalam menyampaikan aspirasi. Namun, perlu pembekalan dan pertimbangan mengenai metode yang tepat dalam penyampaiannya. Selain itu, solidaritas seluruh mahasiswa sangat penting untuk sama-sama berjuang mendapatkan jawaban atas keresahan yang dirasakan.

“Permasalahan saya orasi di PKKMB FKIP sudah selesai. Namun, permasalahan di kampus yang saya sampaikan belum teratasi. Oleh sebab itu, mari kita kawal bersama-sama. Ini bukan tugas BEM, bukan tugas UKM, ataupun tugas HMP, tapi tugas seluruh mahasiswa UNS,” ujar Alqis di penghujung acara.

Penulis: Hasna Okta Mufida dan Puspita Triwijayanti
Editor: Hesty Safitri