Berawal dari rasa iseng, Karyadi (36) bersama kakaknya Suryono (38) menekuni profesi sebagai pengrajin batu. Batu batik berwarna putih yang diperoleh dari gunung di Desa Bakuran disulapnya menjadi kerajinan bernilai jual dan menarik bagi wisatawan. Banyak bentuk yang dibuat oleh dua lelaki ini, diantaranya bentuk manusia purba, hewan kuda laut, patung gajah purba, tempat sabun, tempat lilin, serta hiasan. Teksturnya yang halus membuat batu ini mudah untuk dijadikan berbagai bentuk kerajinan. Tak hanya sebagai hiasan, batu-batu ini juga dibuat menjadi gantungan kunci.
Di sebuah rumah sederhana di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen mereka memproduksi kerajinan yang telah berjalan selama 25 tahun. Ketika dikunjungi di rumahnya, dengan ramah, Suryono yang kala itu mengenakan kaos berwarna hijau menjelaskan proses pembuatan kerajinan ini. Sembari mengerjakan orderan, Karyadi juga menyampaikan tahap demi tahap pembuatan kerajinan. Batu-batu yang masih berukuran besar dibentuk lebih kecil sesuai pesanan atau apa yang akan dibuat. Setelah dilakukan proses pemotongan, mulailah ia mengukir batu tersebut membentuk hewan atau manusia purba. Sebelum menuju tahap berikutnya yaitu proses pengecatan, batu dirempelas dan dicelupkan kedalam air agar dapat diperoleh hasil yang lebih halus. Tak perlu menunggu waktu yang lama, hanya beberapa menit saja cat sudah meresap dan produk siap untuk dikemas.
Wilayah pemasaran produk ini yaitu Museum Sangiran dan Kasongan Yogyakarta. Harga batu pertruk adalah 2,5 juta. Sedang untuk harga kerajinan sendiri berkisar 10.000 hingga 75.000. Hal yang mempengaruhi harga tersebut adalah model dari kerajinan yang dibuat. Semakin rumit dan besar model patung maka harganya akan semakin mahal. (Niken)