Oleh: Muhammad Satya
Berbekal pengalaman di organisasi kemahasiswaan dan prestasi di bidang keilmuan, Doni Wahyu Prabowo, dicalonkan Partai Kebangkitan Mahasiswa Kita (Kemaki) sebagai calon Presiden BEM UNS 2016. Presiden BEM Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS 2015 ini siap bertarung di Pemilu UNS 4 s.d. 5 November nanti.
Menyinergikan kampus-kampus wilayah menjadi misi utama pasangan nomor urut dua, Doni-Wildan. Selain itu, pembentukan kementerian baru akan dicanangkan bila terpilih. “BEM bisa lebih ilmiah dan rasional,” ujarnya.
Setelah berulang kali gagal bertemu karena kesibukannya, lpmkentingan.com akhirnya berkesempatan mewawancarai Doni. Jas biru gelap menutupi setelan putih hitam khas FKIP kala lpmkentingan.com berkunjung ke sekretariat BEM FKIP, Senin (2/11). “Kemarin saya ke Semarang, baru pulang tadi malam,” kata mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia ini. Berikut petikan wawancaranya.
Saat ini Anda menjabat sebagai Presiden BEM FKIP. Mengapa mencalonkan diri sebagai Presiden BEM UNS?
Sebenarnya bukan mencalonkan, tapi dicalonkan dari teman-teman Partai Kemaki. Karena kebetulan saya juga Presiden Partai Kemaki. Setelah musyawarah, saya dianggap yang paling mampu untuk dicalonkan dibanding kader-kader lain.
Saya juga sekaligus mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul. Kok sudah menjabat Presiden BEM FKIP, mencalonkan lagi ke BEM UNS? Jadi, masa jabatan saya sebagai Presiden BEM FKIP berakhir bulan Desember nanti. Sementara periode baru kepengurusan BEM UNS baru tahun depan.
Apa keunggulan Anda dan Wildan dibanding pasangan nomor urut satu?
Kalau dari kami sendiri, capres-cawapresnya punya banckground yang sama. (Sama-sama, red) dari BEM. Sudah tahu ranah gerak BEM. Wildan juga sudah dua periode di BEM. Selain itu, kami juga unggul di prestasi dan pengalaman lain di luar organisasi, seperti lomba esai dan LKTI nasional. Presiden dan wakil presiden (BEM) harus bisa jadi panutan untuk mahasiswa. Walaupun aktif berorganisasi, tetap punya prestasi yang baik.
Menurut anda, bagaimana kinerja BEM UNS selama satu tahun ini?
Sudah bagus secara umum. Namun ada hal-hal yang perlu ditingkatkan. Terutama soal kajian berdasarkan data. Kemarin kan sempat BEM UNS dibully, waktu satu tahun Jokowi. Masalah sampling (survei) nya dan segala macam.
Pendataan (harus) yang rapi. Saya akan membuat Kementerian Penelitian dan Pengembangan agar BEM bisa lebih ilmiah dan rasional.
Apa contohnya kajian berdasarkan data?
Misal kita di advokasi internal. Kita masih belum tahu jumlah mahasiswa yang keberatan UKT. Kalau kita bilang UKT perlu turun, apa datanya? Yakni harus berdasarkan survei atau sensus yang sudah kita lakukan.
Lalu Osmaru. Berapa sih mahasiswa yang sudah bosan dengan Osmaru tahun kemarin. Jadi untuk pergerakannya BEM UNS sudah baik, ini semacam sistem penunjang bagi pergerakan itu.
Jadi, Anda memandang apakah pergerakan BEM UNS sekarang ini masih relevan?
Masih relevan.
Ada persiapan khusus untuk debat capres-cawapres?
Persiapan yang terbaik saja. Melihat dari tahun lalu. Hafal nggak hafal mars UNS sebenarnya nggak masalah. Yang penting saya pengin mahasiswa memilih karena tahu program-program calon.
Mengenai hubungan antar organisasi dan UKM di UNS, bagaimana pandangan Anda?
Setahu saya, itu masih berat. Masih sulit. (Karena) belum ada jalur koordinat yang satu.
Bagaimana dengan kampus-kampus wilayah?
Ini juga salah satu alasan mengapa saya dicalonkan oleh Partai Kemaki. FKIP ini sebagai miniatur dari UNS. Di FKIP kan ada satu kampus pusat dan lima kampus wilayah. Kentingan, Pabelan, Manahan, Kleco, dan Kebumen. Selama saya menjabat sebagai Presiden BEM FKIP, saya sudah berusaha membuka sayap untuk kampus-kampus wilayah tersebut, walaupun belum maksimal. Kalau di tingkat universitas kan tinggal membuka ke dua kampus wilayah lagi (Tirtomoyo dan Mesen).
Apa kesulitan utama mahasiswa-mahasiswa di kampus wilayah?
Kesenjangan informasi. Jadi kalau kita yang di kampus pusat sudah tahu, mereka (kampus wilayah, red) belum tahu. Ketika kita sudah eksekusi, mereka baru tahu. Caranya yaitu dengan memegang HMP (Himpunan Mahasiswa Program Studi) nya. Kalau HMPnya sudah dipegang, maka akan lebih mudah. Mereka (kampus wilayah) ingin dianggap ada. Osmaru sudah di kampus wilayah, ESQ di kampus wilayah, EAP di kampus wilayah.
Makanya kemarin kami mengadakan AMT (Achievement Motivation Training) di kampus wilayah. Kami bagi rata, ada yang di Pabelan, Manahan, dan Kleco.