lpmkentingan.com- Jumat(02/10), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta merayakan hari jadinya yang ke-19. Perayaan tersebut diwarnai dengan serangkaian acara seperti pertandingan olahraga dan Turnamen Defender of the Ancients (DotA). Acara Dies Natalis yang bertempat di lapangan parkir FMIPA tersebut ditutup dengan lomba Mas Mbak FMIPA. Lomba ini diikuti oleh perwakilan dari tiap jurusan dengan mengangkat tema budaya. “Masing-masing peserta Mas Mbak FMIPA menampilkan bakat dengan tema kebudayaan,” ujar Anggraini Febrianti, salah satu finalis Mas Mbak FMIPA.
Anggraini atau yang kerap disapa Anggi menambahkan bahwa pemilihan Mas Mbak FMIPA merupakan brand ambassador fakultas yang pemenangnya akan maju untuk berkompetisi dalam Mas Mbak UNS tahun depan.
Mencintai Budaya
Menjadi mahasiswa di negeri yang sarat akan budaya adalah sebuah tanggung jawab. Seperti yang coba dilakukan Anggi dalam ajang Mas Mbak FMIPA UNS. Ia mengemas lagu Bungong Jeumpa dan Terminal Tirtonadi menjadi sebuah tontonan yang menarik, “Mengingat temanya budaya dan saya adalah orang Banda Aceh, saya mau menampilkan seuatu yang menjadi khas dari daerah saya,” terang Anggi. Mahasiswi yang juga fasih nembang ini mengatakan walaupun tidak bisa menari atau ndalang, namun tetap harus respect dengan seni budaya dan bangga dengan budaya sendiri.
“Kita boleh belajar k-pop dan sebagainya, tetapi juga harus mengerti cerita wayang atau cerita Mahabharata yang asli, bukan hanya melihat dari salah satu stasiun televisi swasta,” lanjutnya. Anggi berharap mahasiswa sekarang bisa mengenal dan mengapresiasi budaya sendiri, “Harapan saya, mahasiswa bisa mengapreiasi dan mengembangkan budaya sendiri. Mahasiswa bisa bangga membawa budaya masing-masing untuk dikenalkan kepada dunia,”tutur mahasiswa Farmasi UNS tersebut.
Walaupun gagal meraih predikat Mbak FMIPA UNS, Anggi tidak akan berhenti mencintai budaya dan mengimbau kepada mahasiswa lain agar mencintai budaya Indonesia. “Budaya itu penting karena hal tersebut adalah warisan luhur. Jika sulit mengaplikasikan seni budaya, maka apresiasilah!”
Kecintaan Anggi terhadap budaya memang sudah ada sejak SMA. “Anggi keren banget! Walaupun sudah zaman modern, dia tetap menjunjung tinggi budaya sejak SMA. Dia bisa menyinden, menyanyi pop juga. Sukses terus pokoknya,” papar Lintang Aglis Anindita, mahasiswi Program Studi Matematika yang juga merupakan sahabat Anggi sejak SMA.(Gilar)