BEM UNS gelar aksi solidaritas buntut dari konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel pada Senin, 13 November 2023. Aksi yang dilaksanakan pada sore hari itu bertujuan untuk menuntut nilai kemanusiaan, serta meningkatkan awareness kepada masyarakat sekitar atas kekejaman Israel terhadap Palestina di dalam perang yang sedang terjadi. Melalui aksi ini, bantuan dukungan terhadap warga Palestina berupa penyuaraan aspirasi, pembacaan orasi, pembacaan puisi, hingga penggalangan dana dilakukan.
“Aksi kita pada sore hari ini adalah bentuk sikap dari kami selaku mahasiswa UNS atas genosida yang terjadi di Palestina. Kami merasa murka ketika Israel seplaku negara yang dengan gamblang melaksanakan genosida kepada Palestina. Maka dari itu kita perlu melawan, kita perlu menyuarakan, dan kita perlu menunjukkan keberpihakan,” ungkap Hilmi Ash Shidiqi, Presiden BEM UNS kepada rekan media (13/11).
Mulai dari mahasiswa hingga alumni almamater UNS turut menyuarakan aspirasinya di dalam aksi bela Palestina. Pengeboman yang terjadi pada salah satu rumah sakit di Gaza membuat geram banyak orang. Keresahan yang sama juga dirasakan oleh perwakilan Kajian Dokter Muda (KADOMU) yang hadir dalam aksi bela Palestina di Boulevard UNS.
“Karena ini sudah ga logis, semua peraturan peperangan sudah dilanggar, rumah sakit juga sudah pada dibom semua. Bahkan dari listrik, dan air semuanya sudah diputus dari Israel,” jelas Azka, salah satu anggota KADOMU (13/11).
Tak hanya itu, sebagai insan yang berkecimpung di dunia medis, anggota KADOMU lain, Sally turut menyuarakan keprihatinannya, “Rumah sakit itu perlambangan dari kemanusiaan, kalau sampai rumah sakit dibom itu udah ga ngerti lagi sih gimana pola pikir mereka. Makanya menurut kami ga harus jadi muslim untuk membela Palestina.”
Dukungan yang sama juga turut disuarakan oleh Isfandeeyar (bukan nama asli). Dalam aksi tersebut, Isfandeeyar menunjukkan dukungannya melalui pembacaan puisi. “Saya dari awal emang consent dengan permasalahan ini. Akhirnya pas ada aksi ini pengen juga ikut andil dengan apa yang saya bisa. Harapannya aksi seperti ini semakin menyebar. Kadang mahasiswa apatis sama isu yang terjadi, tapi kalo isunya udah kemanusiaan yang global, kalo ga ikut serta itu sebagai manusia aja dipertanyakan.”
Perwakilan dari BEM FH UNS juga ikut andil dalam aksi solidaritas ini. Sama seperti peserta lain, mereka melakukan penggalangan dana di sekitar lokasi aksi. Penggalangan dana dilakukan di area lampu lalu lintas ketika lampu menunjukkan warna merah.
“Kita tahu ini bukan permasalahan politik, agama, ini tentang kemanusiaan. Kita di sini tergerak. Dengan kita melakukan aksi galang dana ini seenggaknya kita dapat membantu sedikit demi sedikit. Kita tau di media massa menyebut bahwa pasokan makanan, pakaian, maupun bahan bakar sedang menipis. Kita salurkan ke Kedubes Palestina supaya membantu,” ujar Hilmi Fuad, Mahasiswa Fakultas Ilmu Hukum.
Lebih lanjut, Hilmi juga menyampaikan harapannya atas konflik yang terjadi, “Layaknya Pembukaan UUD alinea pertama, bahwasanya kemerdekaan ialah hak segala bangsa. Saya harap bahwasanya perang ini dapat segera diakhiri. Saya tekankan lagi ini bukan masalah agama, bukan masalah politik. Ini masalah kemanusiaan,” pungkasnya.
Penulis: Rohmah Tri Nosita dan Kayla S. Naqiyya
Editor: Revy Anestasia