Jelang Tahun Akademik Baru, “Maru” Sibuk Berburu Kos

(Safrida Esa)

Surakarta, saluransebelas.com – Menjelang dimulainya tahun ajaran 2016/2017, tempat kos di sekitar kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) di kawasan Kentingan, Kecamatan Jebres, Surakarta, mulai banyak dikunjungi mahasiswa. Saat kegiatan pendataran on desk jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), Rabu (20/7) kemarin misalnya, mahasiswa baru (maru) dari berbagai daerah di Indonesia sibuk berburu tempat tinggal di perantauan.

“Temen saya kan sudah dapet kos, mbak. Jadi saya sudah dicariin sekalian,” kata Dian Ningsih, mahasiswa baru Pendidikan Bahasa Indonesia asal Klaten yang mendapat informasi kos dari temannya. Bagi maru, informasi tempat kos memang biasa didapat dari teman, makelar kos, atau kakak pembimbing dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNS.

Tidak hanya para mahasiswa baru yang bingung mencari kos, para orang tua yang mengantarkan anak-anaknya juga ikut sempoyongan. “Saya tadi muter-muter cari kos sama kakak-kakak yang ada di tenda depan masjid (mahasiswa BEM), terus anak saya ada di dalam (on desk),” kata Mujiyati, orang tua Farah Nur Azizah, maru asal Cirebon. Hal ini disebabkan kebanyakan kos yang dijumpai tidak sesuai dengan keinginan. “Cari kos pengennya ya kos yang memadai untuk seorang mahasiswa. Tapi saya juga lihat-lihat yang terjangkau dengan kantong,” jelasnya lagi.

Ketika mahasiswa kebingungan mencari kos, Haji Suparno, pemilik serta penjaga kos di sekitar kampus menanggapinya dengan biasa saja. “Kayak gini sudah biasa kalau tahun ajaran baru. Ada yang keluar karena wisuda, lalu ada yang masuk mahasiswa baru atau pindahan kos,” jelas pemilik kos Pondok Ceria 21 dan Pondok Ceria 23 tersebut. “Paling ada kenaikan harga. Itupun kalau PLN menaikkan tarif. Kalau tidak, ya di sini tidak menaikkan harga,” jelas lelaki yang juga pemilik kos Dian Asri itu.

Berbeda dengan Suparno, Sarmino, pemilik kos yang berada di Jalan Mendung 3, justru mengalami penurunan jumlah penghuni. “Anak-anak kalau pergantian tahun akademik pada pindah ke belakang karena ikut-ikut temennya, mbak. Lagipula kosnya saya titipkan ke paman yang juga punya kos. Ya pastinya nunggu tempatnya penuh, baru saya menawarkan tempat,” ungkapnya.

Selain itu, para pemilik kos kerap melakukan promosi dengan berbagai cara. Ada yang melalui penghuni kos, media sosial, ataupun makelar kos. “Saya kalau promosi lewat penghuni kos di sini. Nanti mereka menyebarkan ke teman-temannya,” kata Suparno.[]