Puisi Thea Arnaiz FKIP Tata Niaga UNS

Bayu dan miyako

Bayu dan miyako telah melalui semusim ini bersama

Bayu dan miyako sama-sama tersiksa bersama

Bayu dan miyako menjawab pesakitan ini bersama

Bayu dan miyako saling memahami hubungan ini bersama

Mereka tahu akan hubungan jarak jauh mereka bersama

Bayu tahu ….miyako pun tahu…

Musim hujan kali ini Bayu pun tak butuh Miyako lagi

 

 

Akasaka’s Copacabana

 

Aku melalukan pertemuan disini

Disini juga aku bertemu denganmu

Semerbak arak pun menjadi saksi

 

Kimono merah mudamu menyapu lantai dengan elegannya

Bahkan aku tidak mendengar langkah kakimu

Bibir yang kau olesi dengan gincu merah itu pun membuatku tak berdaya

Saat kau mengalunkan tembang tentang cinta

Ah… kau membuatku terpesona

 

Energi ini semakin terkuras

Saat menatap matamu bagaikan

Sebuah laser, begitu kuatnya

Tak kusangka cinta yang memabukkan ini kau balas juga dengan Kristal salju

Tapi…perasaan ini semakin sakit tatkala kita harus berdiri

Dilangit yang sama ditempat yang berbeda

Cinta itu kukirim dari jauh

Dengan awan mengapung

 

Tiada pernah aku merasakan cinta yang besar kecuali terhadapmu

Karena bila aku mati maka kuburlah kami

Dalam satu lubang yang sama…

 

Nb: terinspirasi kisah cinta Soekarno dan Naoko Nemoto

 

 

Algol

 

Lihatlah…

Coba lihatlah

Bisakah?

 

Bentangan karpet hitam itu yang berhiaskan kilauan

Tepat! Kau sungguh jeli rupanya!

Yah! Bagus adaptasikan matamu…

Gelap bukan? Tapi cobalah…

 

Permata paling terang

Perseus! Kau melihatnya berkedip padamu?

Dia sungguh pamer, tetapi begitu indah

Yah! Kau menemukannya

Tetap disitu!

 

Teruskanlah! Apa kau bahagia?

Jangan tertipu!

Dia hanya permata redup!