Foto: Risma Salsabila Foresty/LPM Kentingan

Soroti Isu di Kampus, BEM UNS Gelar Mimbar Bebas Ungkap Keresahan Mahasiswa

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNS menggelar seruan aksi massa dan mimbar bebas bertajuk “UNS Represif” di depan Boulevard UNS pada Senin (28/08). Aksi yang diikuti oleh puluhan mahasiswa UNS dengan mengenakan dresscode hitam ini bertujuan untuk mengungkapkan segala bentuk keresahan terkait isu-isu yang sedang ramai di kampus. Diawali oleh Menteri Aksi dan Propaganda BEM FMIPA, Rafi Ichsan sebagai pemantik, aksi mimbar bebas ini membawa tiga tema besar yaitu, kekerasan di lingkungan kampus, kebebasan akademik dan berpendapat di dalam kampus, serta kesejahteraan mahasiswa. Namun, Presiden BEM UNS, Hilmi Ash Shidiqi menjelaskan bahwa tidak terdapat tuntutan dalam aksi yang dilakukan kali ini.

“Kita gak pake tuntutan karena ini sifatnya aksi massa dan mimbar bebas, kita fokus kepada mimbar bebasnya, jadi semua mahasiswa berhak menyuarakan,” tutur Hilmi dihadapan rekan media. 

Aksi ini sempat ramai dan menuai pendapat kontra dari kubu FKOR hingga diwarnai adu yel-yel dengan kubu BEM. Kubu FKOR yang datang dengan dresscode berwarna putih menilai bahwa aksi yang diinisiasi oleh BEM UNS ini tidak mewakilkan suara mereka. Perwakilan FKOR dan Ormawa, Rohadi Setyo Wibowo menegaskan bahwa pendapat kontra dari FKOR bukanlah sebuah aksi tandingan sebab mereka juga mendukung hal-hal yang berkaitan dengan mahasiswa, namun mereka kontra dengan hal-hal yang digaungkan BEM yang membuat kegaduhan seperti isu korupsi. Sebelumnya, Rohadi juga sempat menyinggung terkait aksi mundur masal yang dilakukan oleh panitia PKKMB UNS. Menurutnya, BEM UNS tidak selayaknya menggembor-gemborkan UKT mahal jika mereka mengundang artis dengan biaya yang cukup besar. 

“Tidak logis ketika mereka menyuarakan UKT mahal, tapi mereka mengundang artis dengan nominal yang cukup besar hanya dalam lingkup satu universitas hanya untuk bersenang-senang. Sedangkan saat ini kampus butuh prestasi untuk mendongkrak rangking kampus,” ungkap Rohadi 

Lebih lanjut, Rohadi berpendapat bahwa nominal yang cukup besar tadi lebih baik dilimpahkan ke organisasi kemahasiswaan (ormawa) yang berprestasi sehingga mampu memberikan sumbangan prestasi yang signifikan dibandingkan untuk acara student vaganza dan pemecahan rekor muri. Namun, Presiden BEM UNS, Hilmi Ash Shidiqi menyanggah dan menyebutkan bahwa PKKMB UNS sudah masuk dalam rancangan. 

“Kalau seumpamanya kita ingin bersuara, kita ingin fasilitas itu diutamakan. Tetapi, dalam RKAP telah dianggarkan 1,2M (untuk PKKMB) tapi yang keluar juga hanya 600 juta,” tegas Hilmi. 

Meskipun begitu, aksi kontra terhadap BEM UNS yang dilakukan oleh mahasiswa FKOR ini dilakukan tanpa sengaja. Rohadi Setyo Wibowo selaku perwakilan FKOR mengungkap bahwa mereka (mahasiswa FKOR) sedang melakukan survey di Stadion UNS dalam rangka menyambut FIFA, kemudian dilanjutkan dengan jalan sehat dan tidak sengaja bertepatan dengan aksi mimbar bebas tersebut. Meskipun menuai pendapat kontra dan sempat membuat kondisi aksi sedikit memanas, tetapi Hilmi menyebutkan bahwa ia memaklumi hal tersebut karena aksi ini merupakan mimbar bebas sehingga semua orang bebas mengutarakan pendapat. 

“Itu namanya dinamika ya, dan saya sangat memaklumi hal tersebut karena ini adalah mimbar bebas dan setiap orang memiliki kebebasan berekspresi dalam menyampaikan pendapat. Maka apa yang disampaikan tadi oleh rekan-rekan kita dari Fakultas Keolahragaan adalah salah satu ekspresi dari mereka juga dan itu termasuk bentuk dalam kebebasan berpendapat,” tegas Hilmi kepada rekan media. 

 

Penulis: Diah Puspaningrum

Editor: Wahyu Lusi Lestari