Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat kaya. Kaya akan SDM, hasil bumi, dan juga kaya akan budayanya. Salah satu budaya yang bisa menjadi identik dari bangsa Indonesia adalah bahasa daerahnya yang sangat banyak. Tersebar dari Sabang sampai Merauke, jumlah dari bahasa daerah di Indonesia sekitar 700an lebih. Karena itulah, kita seharusnya bangga menjadi warga negara Indonesia.

Bahasa daerah adalah bahasa yang ada disuatu masyarakat dan memiliki keunikan tersendiri. Tiap daerah memiliki bahasa daerahnya masing-masing. Seperti halnya bahasa Jawa, Sunda, Bali, Minang, dll. Memang sekarang adalah jamannya globalisasi. Masuknya IPTEK dan budaya asing memang tidak terelakkan lagi. Seperti pada jaman dahulu. Bangsa India dengan bahasa sanskertanya masuk ke tanah Jawa.
Pada akhirnya ada pencampuran budaya antara dua bahasa itu tanpa menghilangkan ciri-ciri awal budaya itu. Berbeda dengan sekarang. Masuknya budaya asing, salah satunya adalah bahasanya juga berpengaruh pada negara Indonesia. Contohnya penggunaan bahasa Internasional yaitu bahasa Inggris. Sudah banyak kata serapan dari bahasa Inggris yang bisa masuk pada bahasa Indonesia. Terkecuali bahasa daerah. Jarang sekali bisa terjadi pencampuran bahasa dengan salah satu bahasa asing itu. Semakin lama, penggunaan bahasa daerah semakin jarang. Contohnya, anak muda jaman sekarang. Kebanyakan mereka merasa gengsi kalau menggunakan bahasa daerahnya. Lebih suka berbahasa asing, contohnya bahasa Inggris ataupun Jepang. Padahal bahasa itu bukan bahasa asli kita. Kalau hal ini berlanjut, apakah yang terjadi pada bahasa daerah ?
Jika mau mengambil contoh. Ambil saja bahasa Jawa. Sebenarnya sangat banyak jumlah orang Jawa. Bisa dilihat dari keturunannya dan juga bahasa sehari-harinya. Meski begitu, yang paling menentukan orang itu orang Jawa atau tidak sebenarnya adalah dirinya sendiri. Maksudnya, jika orang itu asli keturunan orang Jawa, tetapi dalam hatinya tidak mengakui, ia bukanlah orang Jawa. Semakin banyak orang asli Jawa, tetapi bersikap demikian. Semisal, ada orang Jawa yang pergi ke Jakarta. Karena ia menggunakan bahasa Indonesia, makin lama ia makin gengsi kalau masih dianggap sebagai orang Jawa. Sebagai anjuran dari saya, lebih baik menggunakan bahasa yang masih mempunyai tingkatan tatakrama. Karena kebanyakan bahasa daerah memiliki aturan tata krama ketika akan berbicara dengan siapapun. Berbeda dengan bahasa Inggris yang cenderung menyamakan derajat orangnya. Memang standar bahasa Internasional adalah bahasa Inggris. Tetapi mengapa bahasa daerah tidak setara keberadaannya dengan bahasa Inggris ? Karena tanpa pelestarian bahasa daerah, maka apa lagi yang masih dimiliki oleh negara kita ini nantinya. Bangsa ini memang harus berubah. Tetapi persepsi ini salah jika yang diubah adalah semuanya. Yang benar harus berubah adalah IPTEK, ekonomi, atau lainnya lagi tanpa mengubah hal yang menjadi keunikan bangsa ini. Seharusnya antara pemerintah dan rakyat mempunyai tanggung jawab yg sama akan pelestarian bahasa daerah. Dan kalau bisa tiap sekolah di Indonesia mewajibkan pelajaran bahasa daerahnya masing-masing. Agar generasi muda bisa terus melestarikan bahasa daerahnya. Dan juga bangsa ini akan menjadi bangsa yang semakin kaya lagi akan kebudayaannya.
————————————————————————————————-
HASIL DISKUSI
- Bahasa tidak akan hilang selama penuturnya masih ada.
- Yang berpotensi hilang pada bahasa daerah (Jawa) adalah bahasa kramanya. Termasuk juga tata sikapnya ketika berbicara.
- Bahasa daerah (Jawa) itu masih mengenal tingkatan. Tingkatan ini digunakan untuk berbicara antara orang yang muda kepada yang tua ataupun sebaliknya dan juga kepada sebayanya.
- Bahasa daerah itu bukanlah akan menghilang, namun keberadaannya yang semakin pudar. Hal ini bisa terjadi jika masyarakat didaerah itu yang semula menggunakan bahasa daerah beralih menggunakan bahasa lain dan cenderung meninggalkan bahasa aslinya sendiri. Proses ini pastinya bisa lama bisa cepat. Jadi intinya bahasa itu tidak akan menghilang dengan cepat tetapi dengan berangsur-angsur prosesnya.
- Bahasa daerah biasanya menjunjung tinggi keharmonisan. Sebagai contoh bahasa Jawa yang selalu mengajarkan untuk berbicara krama dengan orang-orang tertentu.
- Ketika seseorang belum bisa menguasai bahasa daerah disitu, lebih baik menggunakan bahasa Indonesia dahulu. Agar bisa mengerti satu dengan yang lain.
- Bahasa itu menyesuaikan di lingkungan mana kita berada. Sebagai contoh, ketika berada di Solo, kalau bisa menggunakan bahasa Jawa. Jika berada di luar negeri gunakan bahasa Inggris. Jika berada di kota Jakarta gunakan bahasa Indonesia. Sesuaikan saja dengan bahasa orang-orang disekitar anda.
- Roh dari kebudayaan itu adalah bahasa. Jika bahasa saja sudah jarang atau malah menghilang, maka kebudayaan itu pastilah juga menghilang. Contohnya saja seperti kebudayaan kraton Solo. Coba bayangkan jika orang kraton tidak lagi berbahasa Jawa.
- Sebagai saran terakhir, sebaiknya kita semua wajib menjaga kebudayaan kita masing-masing. Apalagi bahasa daerah. Karena itu adalah salah satu peninggalan nenek moyang yang masih ada sampai sekarang dan juga memiliki nilai khas yang tidak dimiliki bangsa lain. (Henri)