Surakarta, 14 September 2025, Ikatan Keluarga Mahasiswa Vokasi Indonesia (IKMVI) resmi menyelenggarakan Kongres VII di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta pada Sabtu–Minggu, 13–14 September 2025. Kongres dengan tema “Menyatukan Arah, Menguatkan Gerak: Revitalisasi Peran Mahasiswa dalam Penguatan Ekosistem Pendidikan Vokasi yang Inklusif, Adaptif, dan Berdaya Saing Nasional” ini menjadi momentum bersejarah setelah empat tahun vakum.
Acara dihadiri oleh perwakilan mahasiswa vokasi dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia, serta tamu undangan, di antaranya perwakilan Forum Perguruan Tinggi Vokasi Indonesia (FPTVI). Kongres ini menjadi ajang strategis bagi mahasiswa vokasi untuk memperkuat jaringan, menegaskan identitas, sekaligus berkontribusi nyata bagi pembangunan bangsa.
Lewat perwakilanya Ketua Umum FPTVI, Prof. Muhammad Restu, menegaskan komitmen FPTVI untuk mendorong kolaborasi antara kampus, industri, pemerintah, dan mahasiswa vokasi.
“Vokasi bukan nomor dua, melainkan garda terdepan pembangunan bangsa. Mahasiswa vokasi harus berani bersaing, berkolaborasi, dan berinovasi,” tegas Rohmawan,Ketua Bidang 6 FPTVI.
Kegiatan kongres hari pertama diawali dengan grand opening yang ditandai dengan pemukulan gong oleh Wakil Dekan Sekolah Vokasi UNS, Dr. Sumardiyono, S.KM., M.Kes. Acara dilanjutkan dengan talkshow bersama Raymond Siregar, A.Md., M.B.A., salah satu tokoh pendiri IKMVI. Selepas Dzuhur, kegiatan berlanjut dengan agenda kongres, dan pada malam harinya para delegasi mengikuti field trip berkeliling Kota Surakarta serta berkunjung ke Balai Kota Surakarta.
Pada hari kedua, kongres kembali dilanjutkan dengan agenda sidang pleno. Puncaknya, ditetapkan Piagam Surakarta yang ditandatangani oleh 15 delegasi dari masing-masing universitas sebagai simbol persatuan dan komitmen bersama mahasiswa vokasi Indonesia. Piagam Surakarta yang selanjutnya dibacakan oleh Ketua BEM SV UNS sebagai tuan rumah Kongres tahun ini.
Kongres VII IKMVI 2025 diharapkan mampu menjadi titik balik bagi gerakan mahasiswa vokasi di Indonesia, sekaligus memperkuat peran strategisnya dalam membangun ekosistem pendidikan vokasi yang inklusif, adaptif, dan berdaya saing nasional.