Foto: Khaira Fadia Thoriq/ LPM Kentingan

DATA DAN FAKTA UNS TOWER

Kamis (26/08), Badan Kelengkapan Majelis Wali Amanat Unsur Mahasiswa (BK MWA UM) UNS menggelar diskusi terbuka bertajuk Ada Apa dengan UNS Tower? baik secara daring melalui Zoom Meeting maupun luring di Ruang Sidang 2 Rektorat UNS (terbatas untuk 20 mahasiswa). Acara ini diadakan dengan tujuan untuk membantu mahasiswa UNS mengetahui, berdiskusi, dan melihat secara detail data-data terkait pembangunan UNS Tower yang disampaikan oleh Dr. E. Muhtar, S.Pd., M.Si., CFrA selaku Direktur Keuangan dan Optimalisasi Aset UNS. MWA UM UNS memiliki tanggung jawab menghubungkan dan memfasilitasi mahasiswa UNS dengan pimpinan kampus. Diskusi ini dilakukan agar data pembangunan UNS Tower yang disampaikan baik dari BK MWA UM, BEM UNS, BEM Fakultas, maupun mahasiswa umum dapat terlihat secara objektif.

Di awal diskusi, Muhtar selaku Ketua Tim Pembangunan Tower UNS menyampaikan alasan dibalik pembangunan UNS Tower. Ia menjelaskan terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi pembangunan UNS Tower, seperti kondisi rumah dinas rektor yang sudah tidak layak dan tidak representatif sebagai rumah dinas pimpinan, arsitektur dan interior bangunan yang sudah usang dan tidak memenuhi unsur privasi dan kenyamanan, biaya pemeliharaan dan operasional bangunan yang mencapai Rp1,3 miliar, serta rumah dinas rektor sudah tidak ditempati selama 18 tahun.

Muhtar juga membahas masalah anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan UNS Tower. Mahasiswa khawatir mengapa UNS lebih memilih membangun UNS Tower daripada memperbaiki fasilitas fakultas. Menurut Muhtar hal itu disebabkan setiap fakultas sudah memiliki dan berkuasa atas penggunaan anggarannya sendiri. Di sisi lain, untuk anggaran UNS Tower awalnya direkomendasikan oleh PUPR, kemudian ditetapkan oleh PU Provinsi dan Kementerian Keuangan. Ia mengatakan bahwa sumber dana memang dari SPI mahasiswa tahun 2020 dan 2021, tetapi anggaran UNS Tower diambil dari alokasi untuk rektorat dan tidak mengganggu alokasi SPI untuk fakultas.

Arsitektur dan interior bangunan sebelumnya yang rusak menjadi alasan berikutnya pembangunan UNS Tower. Ketua Tim Pembangunan Tower UNS tersebut mengatakan jika memperbaiki bangunan lama akan membutuhkan biaya yang lebih besar sehingga diperlukan demolisi bangunan. Demolisi bangunan merupakan tindakan penghancuran bangunan lama untuk mendirikan bangunan baru. Surat perizinan terkait demolisi akan diterbitkan pada Oktober atau November.

Pada diskusi ini, Muhtar memaparkan rekomendasi biaya dari PUPR dan potensi realisasi biaya maksimum. Rekomendasi biaya dari PUPR untuk pembangunan UNS Tower sebesar Rp148.407.323.000,00. Sementara itu, potensi realisasi maksimum biaya sebesar Rp137.275.134.798,00. Rapat yang diadakan dua minggu sekali dan pemantauan rutin merupakan faktor yang mempercepat pembangunan UNS Tower. Ia menambahkan bahwa sisa biaya pembangunan UNS Tower akan dialokasikan untuk fakultas yang membutuhkan perbaikan fasilitas, seperti kampus cabang di Kebumen.

Setelah pemaparan perihal data pembangunan tower, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi. Pada sesi ini, Muhtar menjelaskan bahwa urgensi pembangunan UNS Tower yaitu untuk kebutuhan sarana prasarana perkantoran dan pelayanan yang representatif, seperti sebagai ruang perkantoran pimpinan, ruang sidang dan pertemuan kedinasan, aula publik, dan pengembangan bisnis terpadu. Selain itu, juga sebagai salah satu langkah pencapaian PTN-BH UNS dan Perjanjian Kinerja Rektor dengan Mendikbud tentang pencapaian 8 Indikator Kinerja Utama (IKU).

Muhtar membenarkan bahwa alasan pembangunan UNS Tower salah satunya untuk memenuhi aspek World Class University (WCU). Hal itu karena UNS Tower nanti juga akan digunakan sebagai ruang sidang dan pertemuan kedinasan bertaraf internasional, aula publik juga dapat digunakan saat kegiatan internasional. Selain itu, pencapaian PTN-BH UNS juga menjadi salah satu kendaraan menuju WCU. Saat ditanya kaitan pembangunan UNS Tower sebagai penambahan fasilitas bagi pengunjung UNS Inn, Muhtar menjawab bahwa hal tersebut tidak ada hubungan secara langsung dan bukan tujuan utama, tetapi secara otomatis akan berhubungan karena tamu UNS Tower bisa saja menggunakan UNS Inn. Nantinya, mahasiswa dikatakan dapat menggunakan semua fasilitas UNS Tower asalkan sesuai dengan urgensinya. Fasilitas UNS Tower terdiri dari ruang koperasi mahasiswa, pusat IT, ballroom mezzanine, guest hotel room, rumah dinas rektor, dan fasilitas lainnya.

Raditia Yoke, salah satu penanggung jawab acara, merasa sangat senang dengan adanya forum ini karena menurutnya Muhtar selaku Ketua Tim Pembangunan Tower UNS sangat terbuka dalam memberikan jadwal dan data. Kemudian, pihak Humas UNS, MWA, dan rektorat juga sangat mendukung acara ini. Raditia berharap dari forum diskusi ini, mahasiswa UNS bisa mendapatkan data yang komprehensif mengenai pembangunan UNS Tower yang menjadi pembicaraan hangat di kalangan mahasiswa UNS. Selain itu, Raditia juga berharap ke depannya BK MWA UM bisa menghadirkan forum yang diperlukan dan mampu menjembatani kebutuhan data dan aspirasi antara mahasiswa dan kampus dengan lebih mudah.

Penulis: Angelica Tiara Tivanka dan Dita Audina Suyanto
Editor: M. Wildan Fathurrohman