Surakarta, 29 April 2025 — Diskusi dan bedah buku “Trilogi Kartini” sukses digelar di Aula Gedung G, FKIP, UNS pada Selasa (29/4), dihadiri oleh penulis buku “Trilogi Kartini”, wakil dekan FKIP UNS, dosen program studi PPKn, mahasiswa S1 dan S2 program studi PPKN, serta guru PPKn SMP/SMA sekitar Kota Surakarta.
Acara Diskusi dan Bedah Buku “Trilogi Kartini” dibuka oleh Wakil Dekan FKIP UNS, Dr. Yuyun Estriyanto, S.T., M.T. Dalam diskusi dan bedah buku tersebut, dijelaskan bahwa buku “Trilogi Kartini” ini merupakan kumpulan surat-surat R.A. Kartini dengan bahasa Belanda yang diterjemahkan ke bahasa Inggris, kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia pada tahun 2022.
Sebelum sesi penjelasan buku, diperdengarkan dua surat Kartini yang dibacakan oleh dosen Program Studi PPKn. Setelah itu dilanjutkan pemaparan oleh penulis buku “Trilogi Kartini”, M.H., Prof. Dr.-Ing. Wardiman Djojonegoro. Menurut penjelasannya, pada 11 April 2025 UNESCO menerima surat Kartini sebagai warisan dunia. Ia juga mengatakan, “Tujuan saya berkeliling universitas-universitas agar mahasiswa peduli pada kesetaraan gender”.
Pembedah pertama, Ketua Program Studi S2 PPKn, Prof. Dr. Winarno, S.Pd.,M.Sc., berpendapat bahwa buku “Trilogi Kartini” layak menjadi salah satu “the great books” untuk Indonesia bagi filsafat pendidikan perrenialism. Prof. Dr. Winarno, S.Pd.,M.Sc., juga menyampaikan mengenai peran Kartini dalam mempelopori “budaya tulis” untuk peradaban di Indonesia.
Sedangkan menurut pembedah kedua, Dr. Rima Vien P.H., S.H., yang merupakan dosen sekaligus peneliti bidang hukum dan gender menanggapi buku “Trilogi Kartini” sebagai bukti nyata perjuangan R.A Kartini menyetarakan gender di dunia ini yang semula dianggap sebagai “dunia laki-laki”, serta surat-surat Kartini telah menjadi “Memory of The World” perjuangan kesetaraan dan keadilan gender.
Menurut Widya Noventari, S.Pd., M.Sc., selaku moderator dan dosen PPKn FKIP UNS, acara ini dilaksanakan sebagai peringatan Hari Kartini dan upaya peningkatan literasi mahasiswa PPKn.
“Kita saat ini sedang krisis keteladanan, harapannya dengan berdialog langsung dengan mantan menteri pendidikan era 1993 – 1998, pemikiran dan inspirasi beliau mampu menyebarkan energi positif kepada mahasiswa,” jelas Widya.
Pada sesi tanya jawab, salah satu Guru PPKn SMK, Sri Hastuti dan mahasiswa PPKn, Faizur Rohmat memberikan beberapa pertanyaan kepada narasumber mengenai peran dan relevansi perjuangan R.A. Kartini pada zaman sekarang.
Di akhir acara, Faizur Rohmat memberikan kesannya selama acara berlangsung, “Acaranya luar biasa, di sini pemahaman mengenai perjuangan R.A. Kartini dijelaskan lebih luas dibandingkan saat SMP dan SMA” ucap mahasiswa PPKN angkatan 2024 tersebut.
Penulis: Dea Shofia Mahendra
Editor: Rohmah Tri Nosita