KKN UNS 336

Mahasiswa KKN UNS 336  Hadirkan Pengolahan Sampah dengan Maggot di Desa Sendang

Tulungagung – Dalam upaya memperkenalkan potensi Desa Sendang secara luas, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) kelompok 336 menghadirkan inovasi dalam pengelolaan sampah organik melalui metode budidaya maggot. Metode ini diperkenalkan sebagai alternatif solusi ramah lingkungan yang juga memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat.

Dengan memanfaatkan  limbah dapur yang selama ini dianggap tak berguna, Maggot hadir sebagai sumber pendapatan rumah tangga sekaligus alternatif pakan ternak yang hemat dan bergizi. Sosialisasi ini menjadi langkah awal menuju desa yang lebih mandiri, bersih, dan berdaya saing— membuktikan bahwa menjaga lingkungan bisa sejalan dengan peningkatan ekonomi warga.

Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tulungagung, 60–70 persen timbunan sampah rumah tangga merupakan sampah organik yang berpotensi diolah kembali. Pemanfaatan maggot dinilai mampu mengurai sampah organik hingga 70 persen dari volume awal dalam waktu singkat serta memiliki nilai ekonomi, dengan harga jual mencapai Rp40.000–Rp50.000 per kilogram sebagai pakan ternak dan ikan.

“Kami ingin kegiatan ini bukan hanya berhenti di tahap sosialisasi, tetapi benar-benar dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari warga, ” ujar Ryan Fiska Prasetya, Koordinator Program Pengelolaan Sampah Organik Rumah Tangga KKN UNS 336.

Program ini diharapkan tidak hanya mengurangi permasalahan sampah, tetapi juga menciptakan peluang usaha baru bagi masyarakat. Hasil survei awal menunjukkan, 90 persen warga Desa Sendang belum pernah mendapatkan pelatihan pengolahan sampah organik, sehingga kegiatan ini menjadi langkah penting untuk meningkatkan pengetahuan warga.

“Kami percaya, dengan dukungan pemerintah desa dan keterlibatan aktif masyarakat, Desa Sendang bisa menjadi contoh bagi desa lain dalam pengelolaan sampah yang lebih modern dan ramah lingkungan,” tambahnya.

Melalui program ini, diharapkan terwujud Desa Sendang yang bersih, sehat, dan mandiri dalam mengelola sampah organik.

Kegiatan dalam program ini dimulai dengan survei terkait lingkungan setempat untuk mengetahui potensi dan hambatan kesuksesan hasil acara. Langkah tersebut dilakukan dengan berdiskusi dengan pihak yang sudah pernah mencoba untuk memproduksi maggot tetapi tidak dilanjutkan. Dengan langkah tersebut, kami dapat mengetahui hambatan dan potensi setempat yang dapat meningkatkan kualitas dari perencanaan program kami.

Kegiatan yang dilaksanakan di Balai Desa Sendang melibatkan masyarakat setempat sebagai peserta, dengan rangkaian acara berupa pemaparan potensi limbah organik dapur, demonstrasi budidaya maggot, serta penjelasan peluang usaha dari hasil produksi tersebut. Peserta menunjukkan pemahaman dan antusiasme melalui pertanyaan yang diajukan, sehingga mencerminkan adanya potensi keberhasilan program ini.

Mahasiswa KKN kelompok 336 UNS berharap melalui program sosialisasi ini, warga Desa Sendang dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam mengolah sampah organik dengan maggot. “Kami ingin program ini menjadi pemicu perubahan perilaku positif dalam pengelolaan sampah, sehingga lingkungan desa menjadi lebih bersih, sehat, dan produktif,” ujar Daendra Tri Warzuqi, Ketua Kelompok KKN UNS 336.

Mereka juga menargetkan agar metode ini membuka peluang usaha baru bagi warga, sehingga manfaatnya tetap berlanjut meskipun kegiatan KKN telah usai.

Warga Desa Sendang menyambut baik program pengolahan limbah organik dengan maggot karena dinilai mampu mengatasi bau sampah sekaligus meningkatkan kenyamanan lingkungan.

“Kami berharap ada pendampingan lanjutan agar bisa mempraktikkan budidaya maggot dengan benar dan memperoleh hasil maksimal,” ujar Abi, tokoh masyarakat.

Mereka juga berharap dukungan fasilitas dari pemerintah desa dan pihak kampus agar Desa Sendang dapat menjadi percontohan pengelolaan sampah berbasis maggot yang bermanfaat bagi lingkungan dan ekonomi lokal.

Program di Desa Sendang berupa sosialisasi pengolahan limbah organik rumahan dengan maggot ini dapat menjadi langkah awal yang penting untuk mengurangi permasalahan limbah organik di sekitar lingkungan masyarakat setempat serta menciptakan kesempatan ekonomi bagi masyarakat yang berminat. Dengan pendekatan yang mempertimbangkan potensi lokal dan keramahan lingkungan, kegiatan ini memiliki tujuan untuk mengedukasi terkait permasalahan limbah organik yang tidak hanya bisa diatasi, namun juga menjadi sumber pemasukan ekonomi lokal.

 

Penulis: KKN UNS 336

Editor: Rohmah Tri Nosita