Site icon Saluran Sebelas

Website UNS: Antara Fungsi dan Kebutuhan

Alon-alon waton kelakon seolah-olah menjadi otot yang melekat pada tulang yang bernama website. Menjalani proses yang diharapkan dapat memenuhi hajat masyarakat menjadi daya pacu bagi website UNS untuk menuju portal pendidikan dan portal informasi yang ideal. Sinergisitas pun seolah berat sebelah jika website
sepi pengunjung.

unia pendidikan khususnya universitas merupakan salah satu lembaga yang  memanfaatkan website sebagai media komunikasi dan penyediaan informasi kepada publik. Penggunaan website dipicu karena kemudahan, kemurahan dan kenyamanannya dibandingkan dengan media lain. Disamping itu, melalui website pun pencitraan universitas dalam skala global akan lebih mudah dilakukan.

Hadirnya website bak fasilitator bagi sivitas akademika dan pengakses lainnya terkait informasi seputar universitas. Sama halnya dengan website UNS yang beralamat di www.uns.ac.id. Berdasarkan hal tersebut, website dapat dianalogikan sebagai sebuah katalog resmi universitas.
Mengintip uns.ac.id sebagai Website Pendidikan

Jika membicarakannya dalam konteks universitas, website lebih layak disebut sebagai sebuah portal pendidikan. Sebutan ini muncul karena keberadaan website dalam sebuah Universitas bersifat multifungsi. Awalnya, website digunakan sekadar untuk menyampaikan informasi, selanjutnya terjadi komunikasi dan pelayanan pendidikan yang berlangsung lewat portal tersebut secara terus-menerus.

Disamping harus memenuhi kriteria umum idealnya sebuah website, portal pendidikan sendiri memiliki beberapa aspek yang harus dipenuhi agar layak disebut ideal. Dewi Wisnu Wardani, Dosen Web Programming, Jurusan Informatika UNS mengatakan bahwa ada tiga kriteria yang harus diperhatikan untuk membentuk sebuah portal pendidikan yang baik.

Pertama, One Stop Information atau tersedianya informasi yang lengkap dalam website. Kedua, Multimedia Information yakni keberadaan informasi yang tidak hanya dalam bentuk teks atau data monoton, namun juga dalam bentuk multimedia seperti audio dan video. Ketiga, A very good Navigation atau penataan navigasi yang baik. Navigasi merupakan bagian website yang berguna untuk memandu pengunjung menjelajahi isi situs dan menghantarkan pengunjung pada isi yang mereka cari. “Dengan begitu pengunjung dapat menjelajahi website dengan tampilan menarik untuk mendapatkan informasi sesuai de-ngan kebutuhannya,” tambahnya.

Secara sederhana, Dewi mengungkapkan bahwa portal pendidikan yang ideal akan memenuhi apa saja yang dibutuhkan oleh publik internal dan eksternal kampus. Sebagai dosen pemrograman web dan staf di UNS, ia juga mengungkapkan dua celah kelemahan website UNS yaitu pada poin multimedia information dan a very good navigation.

Menurutnya, BAPSI (Biro Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi) dirasa kurang memperhatikan porsi penyediaan informasi multimedia yang seharusnya bisa menjadi informasi menarik dan jelas bagi pengunjung. Sementara itu terkait navigasi halaman, Dewi menilai bahwa halaman utama dan sublink website UNS masih terkesan berantakan penataannya. “Hal ini dapat dilihat contohnya pada saat mengakses halaman www.uns.ac.id, beberapa menu yang ada di sidebar kiri belum terkategorikan dengan baik”, tegasnya. Menurutnya, kriteria terkategorikan dengan baik adalah mudahnya user dalam berpindah pada sublink website lewat navigasi yang disediakan di halaman utama. Imbas dari buruknya navigasi ini adalah seringnya ia mendengar keluhan pengakses website yang mengatakan bi-ngung ketika ingin menuju sublink tertentu lewat halaman utama www.uns.ac.id.

Senada dengan pemaparan tersebut, Wahyu, ahli IT yang berkecimpung di bidang website developer, mengakui bahwa website pendidikan yang ideal adalah yang mampu memberikan pencitraan bagi universitas dengan penyediaan informasi yang selengkap mungkin. “Selain itu, ia juga harus mememiliki fasilitas-fasilitas yang lengkap, struktur yang bagus dan perkiraan loading time yang tepat”, ungkap Wahyu lebih lanjut.

Peran sivitas akademika untuk menghiasi website UNS juga menjadi prioritas dalam pengembangannya, mengingat website UNS masih dalam masa metamorfosis. Dilihat dari sisi pengkaryaan sivitas akademika, seperti staf pengajar, sudah dapat dikatakan mulai memanfaatkan media online ini. Sebagaimana paparan Harmadi Subiatmiko, S.Sos, Kepala Sub Bagian Pelayanan Informasi, bagian Sistem Informasi UNS, “Sudah kita lihat perkembangannya yang signifikan yang masing-masing menyampaikan silabusnya secara online, kemudian selaku dosen memberikan tugas online. Kira-kira itu salah satu yang kita lihat. Itu betul-betul riil bukan pepesan kosong.”

Pengelolaan dan manajemen website UNS me-rupakan kewenangan dari Biro Perencanaan, administrasi, dan Sistem Informasi (BAPSI) di bawah pembinaan Pembantu Rektor IV. BAPSI sendiri dalam menjalankan tugasnya memiliki dua bagian pengelola, yakni pengelola bagian perencanaan dan pengelola bagian Sistem informasi. Manajemen website UNS berada di tangan pengelola bagian sistem informasi. Website UNS dikelola dalam rangka Coorporate Management System yang dikelola oleh seluruh biro kerja yang ada di universitas.

Dilihat dari segi pengelolaannya website UNS menggunakan apa yang disebut website terintegrasi. Sistem tersebut dilakukan untuk menyatukan unsur-unsur menjadi satu kesatuan yang utuh. Website memiliki domain dan URL atau alamat yang harus diintegrasikan dengan infrastruktur. “Pengelolaan infrastruktur itu diintegrasikan dengan jaringan online-nya. Kemudian sistem website-nya itu sendiri dikelola oleh beberapa unsur dalam rangka programmernya yang membangun kemudian. Di situ ada data base dan juga koordinator. Itulah yang kita integrasikan bersama,” jelas Harmadi.

Duo Portal Bagi Sivitas Akademika

Dalam menuju puncak destinasi memerlukan proses yang relatif panjang. Sama halnya de-ngan website UNS. Untuk menjadi portal informasi dengan edukasi sebagai fondasinya, website UNS masih berjuang keras. Sebagaimana yang diungkapkan Kasubbag Pelayanan Informasi bahwa portal informasi tidak dapat berjalan tanpa ada unsur kebersamaan antar sivias akademika. “Kedepannya kita berharap agar website UNS dapat menjadi bentuk informasi yang  tanpa batas, tanpa kenal waktu, dan kapan pun bisa dinikmati. Itu adalah salah satu yang akan kita jalani bersama dengan seluruh unsur sivitas akademika untuk mensuport,” ungkapnya.

Sembari berjalan menuju destinasinya, website kampus hijau ini mempunyai beberapa fungsi. Salah satunya sebagai penggambar output dan outcam kemanfaatan terhadap masyarakat internasional. Memang tidak dapat dipungkiri jika website adalah media untuk memperkenalkan diri kepada dunia internasional melalui dunia cyber. Di samping eksistensinya di dunia internasional, website ini juga memiliki eksistensi di lingkungannya sendiri. Meskipun terkadang kurang mendapat perhatian dari masyarakat sendiri.

Menjalani sebuah proses untuk menjadi portal pendidikan dan portal informasi yang diidamkan, website UNS berusaha mengembangkan domain yang kemudian akan dikenal masyarakat intern dan ekstern. Muhammad Dahlan Zaim, alumni jurusan S1 Informatika UNS mengungkapkan,  “Isi website cukup menaungi semua yang dibutuhkan di UNS.  Ada informasi terbaru, ada link ke fasilitas-fasilitas di UNS. Tapi kelemahannya, bisa dilihat di sublink siakad, koneksi sering down, sebaiknya manajemen di dalamnya perlu dirombak.,” ungkapnya. Ia pun melanjutkan, “Kelemahan lain adalah pada sistem keamanan yang masih terbuka, saya pernah menemukan website perpustakaan UNS dimasuki hacker dari Jambi,”

Swasembada Melalui uns.ac.id

Peran website sebagai portal informasi tentunya tidak lepas dari pengakses dan pengelolanya. Website UNS telah menyuguhkan sajian seperti anjungan administrasi dan registrasi yang terbungkus dalam siakad.uns.ac.id, jurnal ilmiah dan lain sebagainya. Hadirnya website beserta informasinya seakan bertepuk sebelah tangan untuk mencapai tujuannya, jika pengakses merasa belum mendapatkan informasi sesuai kebutuhan. Kebutuhan dalam memperoleh informasi melalui sebuah media yang bernama website dapat dikatakan relatif.

Menilik sosialisasi website dipermulaan tahun ajaran yang nantinya berujung pada kebutuhan, menjadi sebuah perta-nyaan bagi mahasiswa yang merasa kurang terpenuhi kebutuhannya. Kebutuhan yang berjalan dalam rotasi ini dapat dibilang relatif. Tataran relatif tersebut dinilai dari kebutuhan yang sifatnya personal, mengingat tiap individu memiliki kebuthan informasi yang berbeda.

Setelah dikonfirmasi lebih lanjut, kerelatifan itu bertolak belakang dengan apa yang dikatakan Harmadi. “Jika kita merunut ke dalamnya, kita juga memberikan pengumuman, bisa melalui sms atau website. Ini saya kira kecenderungan ini tidak relatif.” pungkasnya.

Untuk memenuhi kebutuhan terkait dengan edukasi sesuai dengan kemasan website UNS, peran seluruh sivitas akademika sangat diperlukan. Melalui karya ilmiah dan penelitian yang selanjutnya diupload, dapat mengisi kelayakan website sehingga website dapat dimanfaatkan dan memenuhi kebutuhan sivitas akademika.

Sebagai sosok sivitas akademika, Soleha mahasiswi tingkat akhir program studi Ekonomi Akuntasi UNS ini mengatakan bahwa fasilitas-fasilitas seperti jurnal ilmiah dan informasi seputar kampus yang disediakan oleh website UNS tidak ia ketahui. “Saya sendiri mengakses website UNS sekadar untuk KRS dan KHS, kalau selebihnya saya pikir website UNS tidak menyediakan informasi yang saya butuhkan. Ini bisa saya lihat pas saya masuk ke www.uns.ac.id, yang ada ya itu-itu saja,” ungkapnya. Ia mengaku tidak menemukan link yang bisa membawanya menemukan informasi atau jurnal-jurnal ilmiah.  “Jadi semisal saya butuh referensi, website lain lebih menyediakan apa yang saya butuhkan ketimbang website UNS”, tuturnya. Soleha juga memberikan saran agar pengelola website  mengadakan sosialisasi supaya mahasiswa tahu apa saja yang disediakan bagi mereka, sehingga sistem yang dibangun akan lebih berguna. Serupa dengan Izha, mahasiswa D3 Manajemen Administrasi FISIP UNS yang mengatakan bahwa selama ini manfaat yang paling dirasakan dari website UNS hanyalah pada siakad. “Terlepas dari itu UNS kurang memberikan informasi yang lengkap sehingga kurang menarik minat dalam mengaksesnya,” akunya.

Website sebagai fasilitator yang memberikan fasilitas, dirasa kurang totalitas dalam penginformasiannya. Mengingat website UNS masih dalam proses menuju portal yang diharapkan, meskipun website UNS pernah menduduki peringkat ke-12 Nasional versi webomatric pada tahun 2010 lalu.

Terlepas dari peringkat website, Zulfikar mahasiswa Akuntansi 2008, ia menganggap informasi yang diberikan sudah cukup memenuhi meskipun belum update seperti SK Rektor, beasiswa dan lain sebagainya. “Saya membuka web untuk siakad, cari informasi beasiswa, info seputar kampus, dan lain-lain,” tuturnya.

Mahasiswa yang juga menjabat sebagai Menteri Informasi dan Komunikasi BEM UNS ini juga beranggapan bahwa pengelolaan website harus lebih intensif. “Untuk pengelola seharusnya lebih ditingkatkan lagi sosialisasinya agar web dapat lebih berfungsi sebagaimana mestinya. Kita juga tidak dapat sepenuhnya menyalahkan pengelola, harus ada juga kesadaran dari mahasiswa sebagai pihak yang membutuhkan informasi-informasi seputar kampus,” katanya.

Menilai kebutuhan sangatlah beragam. Terbukti dalam mengisi kebutuhan informasi melalui website tidak semua yang diinginkan memiliki kesamaan. Catur, mahasiswa FKIP semester akhir. Ia mengakui tidak begitu tahu mengenai fasilitas selain siakad dalam website UNS. Ia memberikan saran untuk lebih mempromosikan lagi website. “Lebih memfasilitasi mahasiswa untuk mengetahui segala informasi tentang UNS, gelorakan kembali publikasi tentang web UNS agar semua mahasiswa tahu dan memanfaatkannya dengan baik.”

Faktanya website UNS memang belum mampu menjadi primadona kampus. Melihat antara fasilitas dan kebutuhan yang sebenarnya terdapat benang merah antara keduanya, belum mampu terlihat. Pada akhirnya kebutuhan terhadap fasilitas dikembalikan pada sivitas akademika sendiri.  Pro-ses pengembangan diri website sangat diharapkan untuk membawa insan akademik UNS kepada pembelajaran yang lebih baik.[] (Dewi Ika Sari, Aisha Alfiani)

Exit mobile version