UNS yang dulunya mempunyai sembilan fakultas, akan bertambah menjadi sepuluh fakultas. Ibarat, melahirkan dua ‘anak’ baru, Fakultas Sastra dan Seni Rupa (FSSR) dipecah menjadi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD). Menurut surat keputusan Rektor yang keluar bulan Agustus, FSSR resmi dipisah menjadi dua fakultas dan direalisasikan tahun 2015. “Untuk hitam diatas putihnya, sudah ada keputusan FSSR dibagi menjadi dua fakultas sesuai SK (Surat Keputusan) yang keluar bulan agustus lalu. Realisasinya di tahun 2015.” ungkap Presiden BEM FSSR, Bayun Marsiwi, saat ditemui di gedung satu FSSR.
Pemisahan FSSR menjadi dua menjadikan perlunya pembuatan ketua baru untuk masing-masing fakultas. “Untuk pemisahan dua fakultas Agus Nur Setiawan ditunjuk sebagai ketua pemfakultasan FSRD, sedangkan Agus Priyanto ditunjuk menjadi ketua pemfakultasan FIB.” ungkap Pembantu Dekan Tiga, Drs. Soepomo Sasongko, M.Sn.
FASILITAS
Pemecahan FSSR tidak lepas dengan permasalahan sarana dan prasarana kampus. Seperti unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang semula sepuluh UKM untuk FSSR, sekarang sembilan UKM untuk FIB dan satu UKM untuk FSRD. Walaupun demikian, pada tahun-tahun ini masih diperkenankan FIB dan FSRD mengikuti UKM lintas fakultas. “Untuk UKM sendiri, kebetulan FSSR memiliki sepuluh UKM, sembilan UKM nantinya akan ikut FIB dan satu UKM ikut FSRD. Di tahun-tahun peralihan ini anggota UKM tetap, Belum ada pembagian anggota UKM.” Papar Bayun Marsiwi yang juga merupakan mahasiswa 2011 program studi Sastra Jawa.
Namun jika mahasiswa dari FIB maupun FSRD berminat dengan UKM lintas fakultas, dari pihak fakultas dan UKM FSSR mengizinkan. “Untuk UKM tetap, sembilan UKM akan ada di FIB karena memang dari sejarahnya sendiri itu adalah dari Fakultas Sastra Budaya. Untuk mahasiswa-mahasiswanya diperbolehkan di tahun ini untuk ikut di UKM. Contohnya seperti lintas UKM.” Terang Presiden BEM.
Untuk masalah fasilitas gedung, dari pihak UNS sudah membaginya. “Dalam pembagian fasilitas sendiri sudah ada. FIB mendapatkan jatah gedung satu, gedung tiga, dan gedung empat lantai tiga dan lantai empat. Untuk FSRD sendiri mendapat gedung dua dan gedung empat lantai satu dan lantai dua. Lantai satu dan dua itu kalau FSRD itu sebagai ruang administrasi, seperti TU. Lantai tiga dan empat gedung empat itu menjadi laboraturium.” Jelasnya.
PSIKIS MAHASISWA
Tanggapan-tanggapan positif muncul dari pihak UKM mengenai pembagian fakultas ini. Pihak UKM antusias dengan berkonsultasi bersama Pembina Umum. “Tanggapan dari UKM, mereka sudah paham dan UKM sendiri sudah ada konsultasi dengan Pembina umum. Jadi, memang dengan adanya itu mereka sudah paham apa yang akan dikerjakan untuk selanjutnya.” papar Presiden BEM.
Menurut Presiden BEM FSSR, para mahasiswa memberi tanggapan positif mengenai pembagian dua fakultas ini. “Tanggapan dari mahasiswa sendiri, saya kira masih biasa-biasa saja. Karena memang mungkin mereka sudah tahu juga untuk dibaginya FSSR ini. Ada tanggapan positif karena memang sastra dan seni rupa itu adalah suatu dua bagian yang berbeda, harapan setelah dibagi ini akan lebih terkhusus lagi yang sastra dan terkhusus lagi yang seni rupa, sehingga seperti ada semangat yang baru.” ungkapnya.
Dari tanggapan para mahasiswa sendiri juga mengarah positif. “Sebagai anak seni rupa, aku merasa senang. IPB, ISI dan universitas-universitas lain juga sudah dipisah. Jadi saya bangga karena memang beda alirannya.” tanggapan salah satu mahasiswi Program Studi Kriya Seni Desain Tekstil, Ni’ma Munawaroh.
“Jika terpisahnya FSSR itu menjadikan lebih baik untuk fakultas dan universitas terutama mahasiswanya, kenapa tidak?” tanggapan mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia, Muhamad Hasan.
Ketika ditanya mengenai harapan mereka, “Harapan saya, gedungnya segera dipisah. Tidak FSSR lagi.” ungkap wanita yang akrab dipanggil Ni’ma. “Harapan saya sendiri semoga tambah baiknya lingkungan masing-masing dari fakultas, terutama kearifan masing-masing mahasiswa untuk belajar dan berkreasi lebih baik.” sambung Hasan. (Fadhilah Ummahati, Kurnia Maharani, Nadyatul Husna)