Kamis (10/2), UNS Innovation Hub menyelenggarakan Roadshow SEMESTA #3 dengan mengusung tema “Developing Innovative Ideas for Your Startup”. Roadshow ini merupakan bagian dari SEMESTA (Sebelas Maret Start Up Academy) yang sebelumnya telah menyelenggarakan dua roadshow, yaitu Roadshow #1 dengan mengusung tema “Building Business Mentality to Execute Ideas into Startup” dan tema “Driving Startup Ideas towards the Sustainable Development Goals” dibawakan dalam Roadshow #2. Roadshow kali ini diselenggarakan secara daring melalui platform Zoom Cloud Meeting dihadiri oleh 99 peserta pada pukul 13.00 WIB.
Acara dimulai pemaparan materi mengenai pengenalan UNS Innovation Hub oleh Sharfina Rastha Wijayanti, selaku asisten manager of marketing UNS Innovation Hub. “Satu dari proker kita yang paling besar yaitu SEMESTA, Sebelas Maret Start-up Academy. SEMESTA merupakan rangkaian program pengembangan ekosistem hilirisasi dan kewirausahaan di UNS. Program ini dimulai dengan pra inkubasi, berupa pengembangan ekosistem start-up dan pelaksanaan skema hibah pengembangan produk inovasi, proses seleksi start–up sampai dengan proses inkubasi, pendampingan intensif bagi para start–up yang terpilih.”
Lebih lanjut, Sharfina menjelaskan mengenai bagaimana UNS Innovation Hub menjadi entitas pengembang ekosistem kewirausahaan melalui training, workshop, dan menjadi penghubung serta muara inovasi. UNS Innovation Hub juga akan menjadi inkubator yang siap memberikan solusi untuk mengembangkan ide start–up melalui layanan pembinaan, pendampingan, dan infrastruktur. Tak hanya sampai di situ, UNS Innovation Hub juga akan menjadi akselerator yang bersinergi dengan BPU UNS dengan menyediakan program pengembangan bagi start–up yang sudah memiliki tim, konsep, dan pasar. Selanjutnya, UNS Innovation Hub juga akan berusaha menghubungkan start–up yang telah terbentuk tersebut dengan jaringan perusahaan UNS untuk mendapatkan dukungan inovasi, tenaga ahli, dan dukungan lainnya..
Acara berlanjut ke sesi kedua yang dikemas secara talkative dengan manajer Indigo Space Solo, Tri Achmad Syahroni. Lulusan Teknik Informatika STMIK Sinar Nusantara ini menjelaskan terlebih dahulu mengenai Indigo Space Solo yang merupakan tempat inkubasi yang tersebar di 17 tempat di Indonesia, termasuk Solo. Indigo Space sendiri berada di bawah Indigo.id yang siap memfasilitasi, memberikan space, dan dana kepada start up mulai dari program pra inkubasi sampai inkubasi. Menurut Syahroni, Indigo Space hampir sama dengan UNS Innovation Hub yang memungkinkan kedua belah pihak untuk berkolaborasi. “Mirip, sih kayak temen temen dari IHub UNS, cuman bedanya kalau IHub UNS yang menginisiasi kan dari UNS, kalau kami langsung dari Telkom dan kalau secara positioning mungkin kita sama–sama bisa kolaborasi,” tuturnya.
Syahroni memberikan ilmu mengenai cara mengeksekusi ide yang sudah ada agar menjadi sebuah pilar start-up yang diinginkan, yaitu dengan menerapkan design thinking dan customer centric. Design thinking berupa empathy, define, ideas, prototype, dan testing. Empathy ini diawali dari lingkungan sekitar sampai memahami masalah-masalahnya. Define sendiri merupakan pendefinisian dari kepekaan empati tersebut. Ideas yaitu mengumpulkan sebanyak-banyaknya ide yang bisa menjadi solusi. Prototype merupakan representasi visual dari solusi agar menjadi konkrit dan bisa dicoba. Selanjutnya, prototype diujicobakan kepada customer untuk mendapatkan umpan balik terkait solusi yang telah dibuat. Dalam pelaksanaannya, semua tahapan tersebut berpaku pada kebutuhan customer (customer centric). “Kita membangun start-up itu kita melayani konsumen dan melibatkan konsumen sejak awal. Karena yang kita bikin ini sebuah produk yang akan discale up dan disolve beneran,” tegasnya.
Sebagai seseorang yang telah berkecimpung di dunia start-up, Syahroni membagikan tips untuk para founder maupun calon founder start-up. Tips “Bangun networking seluas-luasnya, perhatikan dan terapkan work culture pada start–up yang akan dibangun, dan yang paling penting adalah membangun tim,” bebernya. Syahroni menambahkan, dalam membangun tim, komponen yang sangat perlu diperhatikan adalah pembuatan akadnya. Akad disini merupakan perjanjian tertulis antar tim berupa hal-hal penting seperti pembagian saham. Akad diperlukan untuk menghindari adanya perebutan saham yang nantinya akan berpengaruh pada internal tim. “Jangan sampai kalian putus di tengah jalan karena ide yang bagus, dieksekusi secara bagus, tapi timnya yang enggak bagus.” tuturnya mewanti-wanti.
Sesi ketiga dilanjutkan oleh Arif Wiranata selaku CEO dari Wiyata Academy. Arif merupakan salah satu mahasiswa teknik informatika dan komputer UNS yang juga kontingen dari SEMESTA tahun 2021. Wiyata Academy merupakan platform digital customer to customer yang menyajikan berbagai pelatihan soft skill dan hard skill. Bisnis yang digarap oleh Arif ini timbul dari keprihatinan pribadinya, yaitu kebanyakan course yang bertebaran masih berbahasa inggris dan belum banyak yang berkualitas. “Awalnya dari lomba yang saya ikuti banyak yang menyarankan ide ini bagus untuk direalisasikan. Ketika SEMESTA launching, saya teliti detailnya bahwa ternyata SEMESTA cocok untuk ide saya, karena terbuka untuk start–up yang sudah berjalan maupun yang hanya baru ide saja seperti Wiyata dulunya. Kesempatan ini enggak boleh disia-siakan,” ungkap Arif.
Pada program SEMESTA, Arif melalui berbagai tahapan dari mendaftar, seleksi kemudian sampai ke inkubasi pada 2021 silam. “Jadi pada SEMESTA kemarin, kurang lebih 5-6 bulan, banyak yang kita lalui. Pertama dari pitching yang ide bisnis kita, lalu juga ada kontrak, kelas mentoring dan coaching, lalu diakhir kita ada graduation yang dapat kesempatan pitching depan investor. Yang paling kita rasakan manfaatnya selama masa inkubasi adalah pendampingan, yaitu kelas materi dari para mentor yang sudah ahli di bidangnya dan topiknya sangat dibutuhkan dalam pengembangan start-up,” papar Arif.
Roadshow SEMESTA #3 ditutup dengan pengumuman bahwa SEMESTA 2022 akan dibuka pada bulan Maret. “Melalui SEMESTA ini, kita tidak hanya berhenti di sebuah prestasi dan ilmu, tetapi menjadi awal dalam membangun bisnis yang nyata dan berkelanjutan sejak masih mahasiswa. Kesempatan seperti ini tidak dimiliki oleh seluruh mahasiswa. Jadi, mahasiswa UNS sangat beruntung dengan adanya SEMESTA ini. Maka dari itu, siapkan tim terbaik kalian!” pungkas Arif.
Penulis: Lia Kurniawati dan Berliana Ardhia Prameta
Editor: Sabila Soraya Dewi