Site icon Saluran Sebelas

Mahasiswa UNS Dukung Desa Kragan untuk Mengembangkan Budidaya Azolla

Beberapa orang mungkin belum mengenal tanaman pakuan air kaya manfaat seperti Azolla pinnata. Azolla pinnata merupakan pakuan air yang hidupnya mengapung dan mampu berkembang biak dengan cepat. Cara Azolla berkembang biak yakni menggunakan tunas batang maupun spora yang ada di permukaan bawah daun.

Azolla memiliki daun dengan ukuran kecil, berwarna hijau cerah dan saling tumpang tindih. Tergolong dalam Kingdom Plantae dan termasuk dalam jenis paku heterospora ternyata selama ini Azolla hanya dianggap sebagai tanaman liar. Padahal, tanaman ini berpotensi sebagai pakan ternak yang ekonomis.

Desa Kragan merupakan salah satu desa di Kecamatan Gondangrejo, yang terletak di bantaran sungai Bengawan Solo. Tak heran, jika kebutuhan air selalu tercukupi. Kolam kolam ikan juga banyak ditemukan di beberapa rumah warga. Namun, masyarakatnya bahkan belum mengenal Azolla dan potensinya.

Kondisi ini dimanfaatkan oleh rekan-rekan KKN UNS untuk mengedukasi masyarakat terkait apa itu Azolla, potensi dan cara budidayanya. Rangkaian kegiatan ini terkemas apik dalam konsep sosialisasi dengan judul “Sosialisasi dan Praktik Budidaya Azolla pinnata sebagai Alternatif Pakan Ternak”. 

Melalui kegiatan KKN, mahasiswa UNS melakukan sosialisasi terkait peran penting Azolla sebagai pakan ternak. Azolla banyak mengandung protein kasar sebesar 23 hingga 30 persen dan tergolong cukup tinggi. Selain protein, terdapat juga asam amino esensial, vitamin A, vitamin B12, beta karoten dan kandungan lignin yang rendah. Apabila suatu tanaman memiliki kandungan lignin rendah maka akan memudahkan ternak mencerna tanaman tersebut.

Pada sosialisasi ini juga dijelaskan tahapan budidaya Azolla bagi para hadirin yang terdiri dari anggota gabungan kelompok tani (gapoktan) Desa Kragan. Masyarakat terlihat seksama menyimak penjelasan terkait Azolla. Mereka baru mengetahui bahwa Azolla ternyata memiliki sejuta manfaat. 

Antusiasme masyarakat juga terlihat dari banyaknya anggota gapoktan yang bertanya selama sosialisasi. 

Azolla yang dibudidayakan itu bentuknya mulai dari benih atau bibit, lalu mendapatkannya dimana?” ujar salah satu anggota gapoktan. 

Maulana Luthfi selaku pembicara memberikan jawaban bahwa Azolla dibudidayakan dalam bentuk bibit dan dapat dibeli pada online shop atau praktisi budidaya Azolla. Ia juga menambahkan bahwa mahasiswa telah menyediakan dua karung Azolla yang dapat dibudidayakan oleh seluruh anggota gapoktan. 

Setelah sosialisasi berakhir, mahasiswa mengadakan kegiatan praktik di kolam pada kawasan Eduwisata Sebalong, Desa Kragan. Praktik melibatkan seluruh anggota gapoktan dengan melakukan beberapa kegiatan seperti pemberian pupuk, penebaran bibit Azolla, hingga cara pemanenan. 

Luthfi selaku pembicara menambahkan “Azolla ini akan berkembang secara cepat Bapak Ibu, dalam waktu 3 sampai 4 hari kedepan kemungkinan kolam ini akan penuh dengan Azolla. Jika sudah demikian maka Azolla harus segera dipanen agar tidak membusuk”.

Sosialisasi dan Praktik budidaya Azolla dinilai sesuai dilakukan pada Desa Kragan mengingat banyak warga yang membudidayakan ternak. Seiring dengan harga pakan ternak yang melambung tinggi, Azolla dapat digunakan sebagai alternatif pakan ternak yang kaya nutrisi. Selain itu, pemilihan Azolla menjadi langkah awal penggunaan pakan ternak organik agar masyarakat tidak ketergantungan menggunakan pakan ternak berbahan kimia. 

Mengapa ketergantungan pakan ternak berbahan kimia perlu dikurangi? Memang pakan ternak jenis ini mengandung beberapa nutrisi yang diperlukan oleh ternak. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa proses produksi pakan ternak tersebut menimbulkan limbah B3 berupa flyash dan bottomash. Selain itu ditemukan juga limbah cair dari air blowdown broiler dan kegiatan domestik karyawan. Limbah-limbah ini belum sepenuhnya terolah sehingga menyumbang emisi gas rumah kaca. 

Maka dari itu, perlu adanya tindakan penggunaan pakan ternak organik yang tidak hanya bernutrisi bagi ternak tetapi juga tidak mencemari lingkungan. Azolla menjadi alternatif yang tepat untuk menjawab persoalan tersebut. Langkah ini sejalan dengan SDGs Desa nomor 12 yakni Konsumsi dan Produksi Desa Sadar Lingkungan. Artinya bahwa setiap masyarakat mampu mengurangi dampak lingkungan melalui pola produksi serta konsumsi dalam batas normal. 

Pemahaman ini juga disampaikan kepada seluruh anggota gapoktan yang hadir dalam Kegiatan Sosialisasi dan Praktik Budidaya Azolla sebagai Alternatif Pakan Ternak. Mahasiswa KKN berharap semoga masyarakat sadar tentang pentingnya menjaga lingkungan dan memanfaatkan sumber daya alam di sekitarnya. 

 

Penulis: TIM KKN 39 UNS

Editor: Rohmah Tri Nosita

Exit mobile version