Site icon Saluran Sebelas

Huru-hara di Tengah Kedatangan Maba, Kampusku Kenapa?

Selamat datang para mahasiswa baru UNS tahun 2023! Melalui tulisan ini, aku sampaikan permintaan maaf atas segala kegaduhan yang terjadi di perjumpaan awal kalian dengan kampus ndog asin ini sebagai salah satu warganya. Mungkin banyak dari kalian yang merasa kecewa dengan sambutan yang cenderung meresahkan, pun kerap dibuat ketar-ketir dengan berbagai informasi yang simpang siur di media sosial. Kemudian, izinkanlah aku yang bukan siapa-siapa ini memberi kalian sedikit pengertian akan kegaduhan macam apa yang tengah terjadi kini.

Kok Ribut, sih?

Pertanyaan di atas mungkin sudah tertanam di benak kalian sejak awal rumor-rumor yang ada muncul ke permukaan. Atau bahkan sudah samar terdengar huru-hara yang terjadi di internal kampus. Kalian bisa mengunjungi salah satu tulisan di laman saluransebelas.com yang berjudul “(Lagi) Catatan Hitam PTN-BH Kampus” untuk menarik akar permasalahan awalnya. 

Begini, UNS telah menyandang kampus PTN-BH (Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum) pada tahun 2020 lalu. Seperti yang diatur dalam Peraturan Pemerintah pasal 25 dan pasal 27 ayat (4) PP 4 Tahun 2014, kurang lebih PTN-BH secara khusus mengelola sendiri lembaganya dengan otonomi akademik dan nonakademik. Kemudian, terbentuklah kelembagaan bernama Majelis Wali Amanat (MWA) yang mengatur kebijakan kampus. Pada Maret lalu, rilislah Permendikbudristek Nomor 24 tahun 2023 yang menyatakan pembekuan MWA karena dinilai cacat hukum. Hal ini memengaruhi pemilihan rektor baru yang sudah selesai sejak November 2022 yang kemudian dinyatakan tidak sah.

Dari sinilah buntut permasalahan birokrat yang pada akhirnya selalu berimbas pada mahasiswa. Kemudian, tak sampai disitu saja, muncullah kasus yang makin memperlihatkan keruhnya “air” milik kampus kita ini. Duar! Dugaan korupsi senilai 57 miliar dilayangkan oleh dua mantan petinggi MWA melalui hasil audit temuan mereka. Katanya sih, UNS mengalami defisit terburuk hingga terancam bangkrut. Tentu pihak rektorat menepis dugaan tersebut. Namun, perlu diingat, kasus ini masih belum selesai alias belum tahu siapa yang bener dan siapa yang salah. Hal yang pasti sih, makin ke sini makin gonjang-ganjing saja bangunannya.

Lucunya, selang beberapa bulan bergulir penuh dengan pertikaian politik, baru-baru ini diungkap bahwa MWA akan diaktifkan lagi. Dijadwalkan pula pemilihan ulang rektor yang baru, padahal alasan konkret dibalik rilisnya Permendikbusristek—yang tiba-tiba—belum juga di-spill oleh pihak yang seharusnya mengeluarkan statement-nya sejak awal.

PKKMB yang Tak Dirindukan

Setelah membaca penjelasan singkat di atas, mungkin kalian sudah sedikit lebih mengerti keadaan UNS saat ini. Mari kita beranjak ke topik yang lain. Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) yang seharusnya menjadi salah satu masa yang menyenangkan bagi maba, eh malah berubah jadi masa yang penuh kekecewaan. Kekecewaan tersebut dimulai dari implementasi nilai yang sudah ada revisi sejak awal, Rekor Muri #UNSLessPlastic dan Student Vaganza yang dibatalkan tiba-tiba, hingga mundurnya panitia Generasi UNS.

Sebenarnya, kalian pasti sudah cukup khawatir mendengar desas-desus korupsi. Belum lagi sudut-sudut kampus yang beberapa kali dipasangi spanduk-spanduk penuh kontroversi.  Jika aku memosisikan diri sebagai seorang maba yang masih tidak tahu apa-apa dan menyaksikan semua itu, akan bingung tentunya. Belum juga resmi menjadi mahasiswa baru, kok tiba-tiba sudah disuguhi problematika tak berujung. Bisa jadi, hal ini salah satu yang melandasi terjadinya intervensi. Mengapa?

Ya, lagi-lagi terdapat kepentingan politik di dalamnya, apalagi kalau bukan untuk meninabobokan mahasiswanya. Menilik Surat Pernyataan Sikap yang dirilis panitia Generasi UNS ketika menarik diri dari kegiatan PKKMB 2023 maka sudah cukup jelas alasan dibaliknya. Pada poin ketujuh, terdapat larangan pengelompokan mahasiswa baru. Bagaimana? Entah karena takut maba terhasut untuk ikut-ikutan bersuara atau memang takut kasusnya makin mencuat saja? Lagi pula, sudah barang tentu masa PKKMB ini terdapat pengelompokan untuk membangun keakraban antarmaba. Apalah guna pengenalan kehidupan kampus kalau mau mengenal sesama maba saja dipersulit?

Sambutan yang Awut-awutan

Perihal Rekor Muri dan Student Vaganza yang dibatalkan secara sepihak. Katanya sih, karena tidak ada manfaatnya untuk mencapai Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi Negeri (IKU-PTN), tetapi ya balik lagi, mungkin takut mahasiswanya melakukan aspirasi yang bisa makin menjatuhkan citranya. Lucu enggak, sih dengernya? Perasaan rekor muri dan student vaganza sudah menjadi agenda yang tampaknya rutin jika mengintip beberapa tahun ke belakang, terus kenapa baru sekarang evaluasinya?

Kabar panitia Generasi UNS yang menarik diri makin mengupas harapan maba. Tentu mereka memutuskannya dengan berat hati mengingat kerugian yang mereka tampung pun tak dapat disepelekan. Apakah kampus hanya menganggap panitia Generasi UNS sebagai orang-orang yang membantu keberlangsungan PKKMB? Jika demikian, mengapa menutup mata dan telinga atas usulan-usulan mereka? Tak sampai di situ, kampus pun pada akhirnya pontang-panting mencari back up bantuan ke mahasiswa-mahasiswa lainnya. Apa enggak kasihan kepada mahasiswa-mahasiswa lainnya yang dikasih tugas dadakan tersebut?

Dalam hal ini, kerugian dirasakan tidak hanya oleh mahasiswa yang menjadi panitia, tetapi juga oleh kalian sebagai maba yang penuh ekspektasi. Sudah PKKMB tingkat universitas yang monoton begitu-begitu saja, eh habis ini enggak terasa, tiba-tiba, udah masuk kuliah saja. Belum lagi usaha kalian sebelumnya yang lebur bersama asa. Seperti tak ada hal istimewa yang bisa kalian banggakan dari sambutan kampus atas bergabungnya kalian menjadi warganya.

Syukur, beberapa ospek fakultas mampu membuat kalian cukup berbahagia. Meskipun begitu, kembali lagi, dengan berat hati rasa-rasanya ada saja masalah yang timbul di tengah sukaria maba. Beberapa ospek fakultas lainnya tetap ada yang terkena getah akibat intervensi petinggi-petinggi kampus. 

Bukan Kesan Pesan

Bisa dibilang, rektorat memang lagi ada di fase sensitif. Istilahnya tuh, senggol bacok. Kemarin saja BEM se-UNS, dengan niat baiknya, sempat mengadakan diskusi publik yang mengundang rektorat dan eks MWA, tetapi dibubarkan. Positive thinking saja, mungkin memang sedang sama-sama sibuk hingga tak sempat untuk sekadar menilik kondisi mahasiswanya.

Belum lagi ketika PKKMB masih berjalan, mencuat pula kasus kekerasan yang terjadi kepada mahasiswa FMIPA yang melibatkan tenaga pendidik. Kejadian ini pun membuat salah satu kegiatan ospek dibatalkan. Lagi pula, bagaimana bisa di dalam lingkungan kampus yang seharusnya menjadi tempat aman untuk menuntut ilmu, malah jadi enggak aman karena kekerasan? Meskipun motif terjadinya kekerasan tersebut diduga karena adanya dendam pribadi, tetapi pantaskah seseorang melakukan kekerasan di lingkungan kampus, di depan tenaga pendidik? 

Sejujurnya, isu-isu yang masih menggenang di kalangan warga kampus masih banyak yang tak kunjung menemui solusinya. Namun, rasanya miris untuk memberitahukannya kepada kalian karena menjadi maba yang dihujani segudang retorika para petinggi kampus saja agaknya sudah cukup memuakkan. Masa iya kalian masih diwanti-wanti dengan permasalahan-permasalahan lainnya?

Ada masalah yang mungkin sudah sempat kalian rasakan, biaya jas almamater yang dipisah dari UKT. Ya, masalah satu ini tak kalah eksis sejak kemunculannya yang rutin membuat geram mahasiswa. Bukan apa, dengan jumlah UKT yang tak sedikit, UNS masih meminta Rp180.000 untuk sebuah jas almamater. Apalagi wajib digunakan saat PKKMB sehingga mau tidak mau mahasiswa harus sudah memilikinya.

Sepertinya aku tidak perlu menyebutkan permasalahan lainnya. Aku hanya berharap, setelah mengalami kekecewaan di tahun pertama, tak membuat semangat kalian turun untuk berkuliah di kampus yang penuh kekhilafan ini. Biarkan kampus sedikit demi sedikit membenahi kekacauannya. Semoga. Carilah pengalaman baru nantinya ketika sudah memulai perkuliahan. Kalian bisa mendapatkannya melalui organisasi-organisasi kemahasiswaan, komunitas di luar kampus, atau mengikuti kegiatan-kegiatan positif di dalam kampus. Buatlah diri kalian nyaman sehingga dapat memaksimalkan potensi yang kalian miliki di sini.

 

Penulis: Alifia Nur Aziza

Editor: Lutfiyatul Khasanah

Exit mobile version