Site icon Saluran Sebelas

Alternatif Transportasi Mahasiswa UNS: Cerita di Balik @uns_anjem

Di era digital yang serba cepat, kebutuhan akan layanan yang praktis dan efisien menjadi semakin penting, terutama di lingkungan kampus. Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) pasti menghadapi banyak cobaan selama kuliah, mulai dari tuntutan akademis hingga urusan sehari-hari. Dalam kesibukan itu, mereka butuh banget layanan transportasi yang serba ada dan bisa diandalkan, terutama bagi mahasiswa yang tidak memiliki kendaraan. Layanan inilah yang kemudian menjadi solusi yang praktis untuk mobilitas mereka di dalam dan sekitar kampus, atau hanya sekadar menitip makanan karena malas keluar kos, hingga situasi mendesak seperti menitip obat atau barang lainnya.

Restu Bintang Al-Firdauszy, mahasiswa Program Studi Demografi dan Pencatatan Sipil angkatan 2021, memiliki passion pada dunia bisnis yang membawanya mendirikan @uns_anjem, sebuah layanan antar jemput (anjem) dan jasa titip (jastip) yang dirancang khusus untuk mahasiswa UNS. Ide ini muncul pada Januari 2024 saat liburan semester, ketika ia menyadari bahwa semester depan hanya akan mengambil 18 SKS dan merasa punya waktu luang yang cukup untuk menjalankan bisnis.

Layanan ini kemudian mulai beroperasi pada pertengahan Februari 2024, bertepatan dengan awal perkuliahan semester. Restu melihat peluang karena pada saat itu layanan anjem masih belum marak di UNS maupun di Solo secara umum. “Aku kepikiran karena semester depan SKS yang aku ambil cuma 18, jadi akan ada banyak waktu longgar. Aku dapat ide dari obrolan sama teman kampusku, dan kebetulan anjem belum begitu marak di UNS. Jadi, aku pertimbangkan untuk mencobanya,” kata Restu (07/10). Ia juga menjelaskan bahwa meskipun layanan ini bukan ide yang benar-benar fresh, tetapi respons mahasiswa UNS sangat positif. “Sebenarnya, sebelumnya sudah ada yang menawarkan antar jemput di UNS, tapi saya melihat masih belum terlalu maksimal dari sisi strategi promosi dan konsep bisnisnya, jadi saya tertantang untuk mencoba membangun dari awal, mulai dari business plan sampai ke model operasionalnya,” sambung Restu (07/10).

Restu mengakui bahwa perjalanan awal @uns_anjem tidak mudah. Sebagai pemain baru di pasar, dia harus berjuang untuk membangun kepercayaan konsumen, terutama karena mahasiswa sudah terbiasa dengan layanan ojek online yang lebih populer. “Untuk awal-awal, yang susah adalah membangun kepercayaan. Namun, secara perlahan, dengan promosi yang tersegmentasi ke mahasiswa dan pendekatan yang asik, akhirnya mereka mulai memberi kepercayaan,” jelas Restu (07/10). Kehadiran @uns_anjem menjadi suatu alternatif yang lebih sesuai untuk kebutuhan transportasi jarak pendek antara kos dan kampus bagi mahasiswa.

Restu memilih pendekatan promosi yang sederhana, asik, tetapi efektif, seperti dari mulut ke mulut dan media sosial. Promosi langsung kepada mahasiswa UNS dilakukan melalui grup WhatsApp dan media sosial lainnya seperti Instagram, X, dan TikTok. Menariknya, TikTok menjadi platform yang paling berpengaruh. Beberapa video berhasil masuk ke halaman For Your Page (FYP), sehingga meningkatkan jumlah anggota grup dan pelanggan dengan signifikan. “Kalau promosi itu lebih sering dilakukan sendiri. Dari awal kita fokus di tiga medsos, yaitu X, Instagram, dan TikTok. Untuk perluasan jangkauan kita prefer ke TikTok. Untuk X sejauh ini belum terlalu masif, kadang lewat base tapi belum konsisten. TikTok, tuh, kebetulan responsnya bagus banget, beberapa video juga berhasil menembus puluhan ribu views dan ya… boom! Konstan berpengaruh ke peningkatan anggota grupnya,” jelas Restu (07/10).

Selain melayani antar-jemput dan jastip makanan, @uns_anjem juga mulai memperluas layanannya dengan menyediakan jastip obat, galon, dan kebutuhan lainnya. Untuk menjalankan @uns_anjem, Restu tidak bekerja sendiri. Ia merekrut beberapa mahasiswa UNS sebagai mitra pengemudi. Restu menerangkan bahwa pada awalnya, semua komunikasi dilakukan melalui pesan pribadi, tetapi karena kesibukannya dengan magang di Yogyakarta, ia memutuskan untuk menggunakan sistem grup di WhatsApp. “Karena aku enggak bisa nge-handle langsung, jadi diubah, deh, sistem ordernya jadi lewat grup. Untuk saat ini kami selalu menyesuaikan driver yang direkrut agar tetap mampu memenuhi demand pengguna anjem itu sendiri,” kata Restu (07/10).

Sistem kemitraan di @uns_anjem cukup sederhana. Setiap pengemudi membayar biaya administrasi sebesar Rp75.000,00 per-bulan. Biaya ini fluktuatif sesuai jumlah orderan di grup. Setelah membayar, pengemudi kemudian mendapatkan akses untuk bebas mengambil orderan dari grup. Pengemudi juga diwajibkan mengikuti daftar harga yang sudah ditentukan oleh @uns_anjem, tanpa boleh menentukan tarif sendiri. Daftar harga juga telah disediakan berdasarkan jarak yang ditempuh. “Sebenarnya untuk layanan kami sendiri memang terfokus untuk jarak pendek, yaitu di lingkungan kampus, tetapi kalau ada yang berminat untuk jarak jauh juga bisa atas persetujuan bersama dengan driver-nya. Malah kalau jarak jauh lebih murah ojol, sih, ya, karena ada promo. Kita enggak bisa ngasih, ya, untuk promo itu, subsidinya dari mana gitu. Nah, kalau anjem ini emang prefer jarak dekat aja, sih, Mbak,” kata Restu (07/10). 

Seperti bisnis lain, @uns_anjem juga menghadapi berbagai tantangan. Salah satu kendala utama adalah waktu. Restu menekankan bahwa karena mereka semua masih mahasiswa, menjalankan bisnis ini bukanlah prioritas utama, dan terkadang mereka harus menolak pelanggan. “Tantangan utamanya ada di waktu, sih, Kak, karena kita, kan, masih mahasiswa yang tujuan utamanya belajar, jadi ini cuma sebagai sampingan aja, kadang kala masih sering menolak customer karena keterbatasan driver. Tapi dengan hambatan tersebut kita pasti mencari solusi juga, salah satunya dengan menambah driver yang bermitra untuk lebih mencukupi demand di UNS,” kata Restu (07/10). Dalam perekrutan pengemudi, Restu tidak menetapkan kriteria yang memberatkan. Syarat untuk bermitra dengan @uns_anjem adalah mahasiswa UNS yang dibuktikan dengan KTM (Kartu Tanda Mahasiswa), memiliki waktu luang yang cukup, dan bersedia mematuhi peraturan yang berlaku.

Dalam jangka panjang, Restu memiliki visi yang lebih besar untuk @uns_anjem. Ia berharap bisnis ini tidak hanya sekadar menjadi layanan antar-jemput semata, tetapi juga membangun suatu komunitas mahasiswa UNS yang bisa berkembang ke arah lain. “Goals ke depannya adalah membangun komunitas mahasiswa UNS untuk menyediakan jasa lain yang relevan dengan kebutuhan mahasiswa. Jadi, enggak cuma fokus di anjem dan jastip, tapi merambah ke model bisnis lain yang relevan untuk pasar mahasiswa. Istilahnya kita berusaha sediain kolam dulu biar banyak ikan yang masuk, nih. Nah, kalau udah dapat banyak ikan, kan, enak, tuh, kita mau arahin ke arah mana ke depannya (dalam lingkup bisnis),” tutup Restu (07/10).

Keberhasilan @uns_anjem yang didirikan oleh Restu Bintang Al-Firdauszy, merupakan bukti nyata bagaimana inisiatif dan kreativitas mahasiswa dapat menciptakan solusi yang sesuai dengan kebutuhan sehari-hari. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, mulai dari membangun kepercayaan hingga membagi waktu dengan kuliah, Restu dan timnya berhasil menjadikan @uns_anjem sebagai alternatif transportasi dan jasa titip yang diminati mahasiswa UNS. Harapannya, mereka dapat terus mengembangkan komunitas mahasiswa yang kuat serta menyediakan layanan yang bermanfaat. Bisnis ini tidak hanya memberikan solusi bagi mobilitas mahasiswa, tetapi juga membuka peluang bagi mahasiswa lain untuk berpartisipasi sebagai mitra pengemudi, yang tentunya memberikan dampak positif bagi seluruh ekosistem kampus, termasuk UMKM di sekitarnya.

 

Penulis: Rizky Azzahra Amallia

Exit mobile version