“Kelas fiksi kali ini sangat menarik, pesertanya antusias sekali untuk belajar. Saya tadi sempat bingung mau mulai dari mana, tapi dipancing sedikit saja peserta mulai berebut ingin bertanya. Betul-betul kelas yang aktif. Saya jadi semangat,” terang Suhamdani.
Peserta umum berjumlah kurang lebih 20 orang dari segala profesi dan usia di Solo dan sekitarnya. Seperti kelas-kelas Akber sebelumnya, peserta terlebih dahulu mendaftar melalui mention langsung ke akun twitter @akbersolo. Namun, Akber Solo tidak akan mengunci pintu bagi mereka yang belum mendaftar tapi tetap ingin ikut belajar di kelas. Bahkan, sahabat akberian (para murid Akber-red) dari Geraktin (Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia) pun ikut berpartisipasi dalam acara ini.
Tidak ada yang sempurna. Ada beberapa kendala selama berlangsungnya kelas ini, seperti waktu dimulainya acara yang sempat mundur karena guru yang terlambat hadir, dan suara bising motor kampanye partai yang beberapa kali terdengar. Namun, Mega (22) salah satu volunteer Akber Solo menganggap hal itu hanya gangguan kecil yang masih bisa diatasi, lagipula antusiasme peserta tidak terlihat berkurang sama sekali.
“Saya senang sekali melihat warga Solo dari segala kalangan bisa belajar bersama di kelas Akber. Apalagi ketika kita betul-betul bisa berbagi ilmu dengan teman-teman kita di Solo,” ujar Mega saat diwawancarai oleh tim LPM Kentingan, “untuk teman-teman di Solo yang ingin jadi volunteer Akber Solo, langsung mention @akbersolo aja, ya!” pesan Mega menutup kalimatnya, sambil mengacungkan ibu jari. (Ayas & Lulu)